Aku, Dia, dan Masa Lalu

Nur Aini Rasyid
Chapter #1

Prolog

Pemandangan kota Jakarta, terlihat begitu menakjubkan di mataku malam ini. Rooftop adalah tempatku untuk me-relaxkan diri sejenak dari tumpukan pekerjaan dengan melihat pemandangan kota ini. Entah mengapa aku menyukai keramaian Jakarta saat malam hari. Kota Jakarta dengan berjuta sejarah di dalamnya. Begitu pula semua kisahku, termasuk tentangnya terukir di kota ini.

Aku menghela nafas sejenak, lalu meneguk secangkir kopi kalengan yang berada di tanganku. Setelah itu aku kembali ke ruang kantorku. Ada banyak tugas yang harus ku selesaikan malam ini. Aku melihat kembali jam tangan di pergelangan tanganku. Waktu menunjukkan pukul delapan malam. Sepertinya aku harus lembur di kantor malam ini.

Oh, ya aku lupa memperkenalkan diri. Namaku Allaney Fortunata. Teman-temanku sering memanggilku dengan nama Allaney. Sedangkan, keluargaku memanggilku dengan sebutan Nata. Ada juga yang yang memanggilku dengan sebutan Ey. Terdengar aneh bukan? Ya, hanya dia satu-satunya yang memanggilku begitu.

Apa kabar dia sekarang? Apa yang sedang dia lakukan sekarang? Apakah dia menatap langit yang sama denganku? Apakah dia ingat dengan janjinya dulu? Entahlah aku pun tak tahu. Tapi, yang jelas aku masih menunggunya hingga sekarang.

Selembar foto aku keluarkan dari dalam laci meja kerja kantorku. Menatap lamat foto itu. Hingga akhirnya aku tersenyum. Itu fotoku dengannya. Bukan, foto berdua seperti yang kalian bayangkan. Tapi itu adalah foto bersama teman-teman ekskulku dulu waktu SMA. Kebetulan, aku berdiri di sampingnya. 

Aku tak peduli dengan orang lain yang ada di foto itu. Setiap melihat foto itu, fokusku hanya tertuju pada dua manusia yang berada tepat ditengah barisan foto. Seolah mereka berdua adalah pusat foto tersebut. Ya, kedua insan itu adalah aku dan dia. Jadi, tak masalahkan kalau aku mengatakan itu adalah foktoku dengannya?

Masa SMA adalah masa yang katanya dipenuhi dengan tawa, canda, sedih, bahagia, dan banyak hal lainnya. Hidup kalian seakan lebih bewarna ketika memasuki masa SMA. Tapi tidak denganku, aku lebih banyak merasakan hal-hal pahit di masa lalu. Kenyataan-kenyataan pahit tentang kisahku entah mengapa satu persatu mulai terkuak saat aku SMA. Satu-satunya kenangan indah yang kumiliki waktu SMA adalah saat aku bersamanya. Mengingatnya saja selalu membuatku tersenyum.

Apakah kalian ingin mendengarkan cerita ku kali ini? Baiklah aku akan menceritakannya jika kalian memaksa.

***

Pagi itu langit terlihat sangat mendung. Tampaknya langit sangat menyayangiku. Ia tak mau aku pergi sekolah hari itu, setelah apa yang terjadi padaku saat masa orientasi siswa minggu kemarin. Sungguh memalukan rasanya sampai aku merasa ingin melenyapkan diri saja.

"Nataaaaa! Kamar mandi sudah kosong tuh. Kamu gak mau mandi?"

Teriakan pertama Mama yang kudengar pada pagi itu. Aku memajukan bibirku tanda kesal. Bagaimanapun cuaca hari itu Mama pasti akan menyuruhku berangkat sekolah. Tanpa berlama-lama aku pun beranjak dari kasur, aku tak ingin mendengar teriakan Mama yang kedua kalinya.

Lihat selengkapnya