Aku, Dia, dan Masa Lalu

Nur Aini Rasyid
Chapter #5

Bab 4

Kalau kalian bertanya tentang masa lalu, bagiku masa lalu seperti pisau bermata dua. Di satu sisi ia menyenangkan, dan di sisi lainnya sangat menyakitkan. Karena itu aku tak terlalu suka dengan masa lalu. Aku hanya senang dengan hari ini atau masa yang sekarang. Aku tak senang pula dengan masa depan yang penuh misteri, ntah apa yang menunggumu nanti, bisa saja buruk atau hal yang baik yang akan datang.

Aku kembali melihat tumpukan kertas yang ada di mejaku. Ayolah sekarang aku jadi tidak mood untuk mengerjakannya karena ingatanku kembali pada salah satu moment di masa lalu yang sama sekali tidak ingin ku ingat.

Oke, mari kita lupakan pekerjaanku sejenak, aku harus menuntaskan ceritaku pada kalian malam ini. Agar setelahnya aku dapat kembali fokus pada pekerjaanku.

***

Hari-hari setelah latihan bersama dengan PMR kembali seperti biasa. Ekskulku pun kembali melanjutkan rutinitasnya seperti biasa yaitu, memberikan materi pada kami, calon anggota yang terasa sangat membosankan. Tak banyak hal yang berubah. Namun setelah materi ke dua belas diberikan, kakak kelasku menyampaikan bahwa kami akan melakukan latihan fisik setiap hari Rabu sepulang sekolah dan hari Sabtu saat pagi hari di stadion mini dekat sekolahku.

Katanya latihan fisik mulai diadakan karena sebentar lagi akan ada pelantikan kami sebagai anggota muda di Gunung Gede Pangrango. Sehingga fisik kami harus kuat dan fit untuk mencegah berbagai hal yang tidak di inginkan saat mendaki gunung.

Tentunya hal ini membuatku dan teman-teman lainnya bersemangat. Yang pertama karena sebentar lagi kami akan dilantik menjadi anggota muda dan yang kedua karena akhirnya ada aktivitas lain di Rempakem selain pemberian materi.

Hari ini tepat sepulang sekolah, aku langsung mengganti seragam sekolahku dengan pakaian olahraga di ruang ganti. Ya, hari ini adalah hari Rabu dimana latihan fisik pertama akan dimulai. Setelah selesai mengganti bajuku, aku berlalu menuju sekretariat. Ternyata belum banyak anak-anak Rempakem baik kakak kelas ataupun teman seangkatanku yang datang. Mungkin mereka masih ada pelajaran. Akhirnya aku harus menunggu di sekretariat sampai semuanya berkumpul.

Tak terlalu lama aku menunggu, karena beberapa menit kemudian banyak orang yang berdatangan. Satu per satu temanku dan kakak kelas memasuki sekretariat. Hingga akhirnya orang terakhir yang kami tunggu datang. Kalau kalian menyakan siapa orang yang terakhir datang, dia adalah Kak Daniel. Padahal saat itu aku berharap ia tak datang, karena setiap bertemu dengannya ada saja hal menyebalkan yang terjadi.

Setelah semua orang berkumpul, kami menuju stadion mini yang berada di samping sekolahku. Acara diawali dengan berdoa dan pemanasan yang di pimpin oleh Kak Rey, lalu dilanjutkan dengan mengelilingi lapangan sebanyak satu seri. Satu seri dalam ekskulku itu sebanyak dua putaran untuk lari dan lima kali untuk push up, set up, dan back up.

Mungkin dua putaran di telinga kalian terdengar sedikit, namun lapangan ini cukup luas. Sehingga dua putaran pun mampu membuat kami terengah-engah. Apalagi untuk orang yang baru melakukan kegiatan ini, akan sangat melelahkan tentunya.

Aku ingat perkataan guru olahragaku waktu SMP. Saat itu kami sedang ujian praktek lari selama lima menit mengelilingi lapangan sekolah. Guruku berkata, kalau ingin stamina kita tetap terjaga hingga detik terakhir, kita tak perlu terburu-buru saat berlari. Karena dengan berlari sangat cepat di awal akan membuat kita mudah kelelahan. Sehingga saat ini aku memutuskan untuk berlari pelan-pelan atau bahasa kerennya jogging. Tak apa lama yang penting sampai dan tenaga tak terlalu terkuras. Alhasil, aku berada di urutan paling belakang saat berlari. Saat itu, tak hanya calon anggota saja yang berlari tetapi kakak kelasku pun ikut menemani kami berlari mengelilingi lapangan.

"Lari lo lambat."

Itu Kak Daniel yang mengatakannya. Saat itu ia telah selesai berlari satu putaran, menyadari aku yang berlari sangat lambat ia pun menyamai langkahku.

"Sengaja," jawabku singkat.

"Sudah berapa putaran?"

"Setengah."

"Lo lari apa jalan? Lama banget. Yang lain sudah mau dua putaran."

"Berisik!"

Lihat selengkapnya