AKU DIANTARA KALIAN

mahes.varaa
Chapter #6

PETUNJUK PART 1

Buk, buk! 

Setelah memeriksa semua buku novel yang dikoleksi oleh Redo selama dua tahun terakhir. Hanya ada tiga buku yang digunakan Redo untuk menuliskan catatan kakinya yang lebih mirip dengan diari. Dan semuanya membahas tentang hidup Redo dan selalu berakhir dengan nama Gina. Seolah catatan kaki itu adalah percakapannya dengan Gina secara tidak langsung. 

Redo. 

Apa-apaan ini? 

Siapa sebenarnya Gina? 

Kenapa kamu menuliskan banyak hal dalam novel itu dan semuanya selalu membahas Gina? 

Kenapa? 

Kenapa? 

Tapi yang lebih menyakitkan adalah kenyataan bahwa nama Agni dan Gina adalah dua nama dengan susunan empat huruf yang sama meski beda peletakannya. 

Huft!  

Setelah lelah dengan segala perasaannya yang campur aduk, Agni bangkit dari duduknya di ruang baca milik Redo. Agni melihat jam dinding di ruang baca Redo yang kini sudah menunjukkan pukul lima sore. 

Aku harus bergegas. 

Dengan membawa tiga novel milik Redo, Agni keluar dari rumah Redo dan bergegas kembali ke rumahnya untuk bersiap jaga malam di rumah sakit di mana Redo sedang dirawat. 


Dua jam kemudian. 

“Ayah, Ibu! Maaf sedikit terlambat.” 

Begitu tiba di rumah sakit di mana Redo dirawat, Agni langsung memasang senyumnya menyapa ayah dan ibu Redo. 

“Enggak papa sayang. Kamu pasti sibuk. Ibu juga ngerti kok.” 

“Makasih banyak, Bu.” 

“Kamu bawa apa saja?” tanya Ibu Redo lagi. 

“Ini makan malam untuk Ayah dan Ibu. Ibuku yang memasaknya untuk Ayah dan Ibu. Lalu aku juga segala keperluan untuk Redo.” 

“Trus buku itu?” Ibu Redo tidak sengaja melihat tiga buku novel Redo yang berada di atas pakaian dan semua keperluan lain Redo. 

“Buku kesukaan Redo, Bu. Kata perawat, sesuatu yang disukai Redo mungkin bisa membuatnya segera bangun dari tidurnya.” 

“Oh! Ibu baru tahu kalo anak Ibu suka baca buku kayak gitu.” Ibu Redo terlihat terkejut melihat sampul tiga buku novel milik Redo. 

“Redo mulai suka baca buku seperti inidua tahun yang lalu, Bu. Katanya untuk mengusir rasa bosan dan suntuknya ketika merasa kesal dengan pekerjaannya.” 

Ibu Redo melihat ke arah Redo yang masih tertidur dan tidak sadarkan diri entah karena alasan apa. Padahal dokter mengatakan tidak ada masalah dalam operasinya dan kepala Redo hanya gegar otak ringan. Tapi entah kenapa Redo tak kunjung bangun dari tidurnya meski sudah tiga hari berlalu semenjak operasinya. 

“Semakin dewasa Redo, rasanya Ibu semakin enggak mengenali Redo. Padahal Redo anak Ibu.” 

“Ah Ibu.” Agni memeluk calon ibu mertuanya dengan pelukan hangat. “Ada kalanya setiap anak punya sesuatu yang ingin disembunyikan dari orang tuanya. Aku juga gitu kok, Bu.” 

Lihat selengkapnya