Tiga tahun yang lalu.
Desember 2021.
Sudah setengah tahun ini Agni terus diam-diam melihat pemimpin proyek yang bekerja tidak jauh dari TK tempatnya bekerja. Setiap hari Selasa dan Kamis, pemimpin proyek akan datang dan memeriksa pekerjaan dari kuli bangunan. Dan dua hari itu adalah dua hari yang selalu ditunggu oleh Agni karena di dua hari itu, Agni akan bisa melihat wajah pria itu.
Redo, nama pria yang telah menarik perhatian Agni selama setengah tahun ini. Agni bertemu dengannya enam bulan yang lalu saat dirinya nyaris celaka saat melewati jalanan depan proyek karena kesalahan salah satu kuli bangunan. Beruntung Redo yang sedang berada di luar berhasil menyelamatkan Agni dan nyawanya.
Pertemuan kedua Agni adalah saat salah satu murid Agni keluar dari TK dan menghilang. Agni bersama dengan beberapa guru berusaha mencari anak itu dan sekali lagi, Redo muncul dan membantu Agni.
Pertemuan ketiga Agni adalah saat Agni hendak pulang kerja. Hari itu hujan turun dengan deras, Agni hendak menuju ke halte bis. Tapi karena tidak membawa payung, Agni tadinya berniat menerjang hujan dan merelakan pakaiannya basah oleh hujan. Tapi baru tiga blok berlari, Agni menemukan Redo sekali lagi membantunya dengan memberikan payung padanya.
Tiga kali ditolong, jelas hal itu akan meninggalkan kesan mendalam bagi Agni. Ditambah lagi guru-guru TK juga tak henti-hentinya membicarakan Redo karena wajahnya yang rupawan campuran Cina, Jawa, Arab dan Belanda, tubuh yang tinggi bak model dan kulit yang putih bahkan setelah bekerja di bawah terik matahari. Dan yang lebih buruknya, Redo adalah tipe pria stylish dalam berpakaian, yang membuat penampilannya akan selalu tertangkap mata di kaum hawa.
Tak terkecuali Agni.
Setelah tiga kali menerima pertolongan dari Redo, setiap kali bertemu Agni akan tersenyum menyapa Redo dan Redo pun akan membalas sapaan Agni dengan senyumannya.
Lalu bagaimana akhirnya Agni bisa dekat dengan Redo?
Tiga bulan semenjak setelah Agni bertemu dengan Redo, keduanya bertemu lagi dalam sebuah acara yang tak terduga. Salah satu teman kuliah Agni menikah dengan salah satu rekan kerja Redo. Dan di sanalah Agni bertemu dengan Redo lagi dan mulai dekat.
Agni ingat hari itu, hari di mana Redo mengenakan setelan jas sebagai teman pengantin pria adalah hari yang membuat jantung Agni berdetak sangat kencang. Agni tahu Redo memang tampan dan selalu terlihat tampan dengan pakaian apapun. Tapi melihat Redo dengan setelan jas, membuat Agni semakin terpana melihatnya. Bahkan untuk sejenak Agni membayangkan pernikahan itu adalah pernikahannya dengan Redo.
*
“Sayang … “
Agni perlahan membuka matanya. Cahaya terang matahari dari luar jendela, langsung membuat mata Agni sakit dan memudarkan keinginan Agni untuk tidur sedikit lebih lama.
“Agni sayang … “
“Ehm?” Agni menolehkan kepalanya dan menemukan Ibu Redo-calon mertuanya yang sedang membelai kepalanya dengan senyuman hangat di bibirnya. “Oh Ibu! Ibu sudah datang?”
Ibu Redo tersenyum semakin lebar. “Ya, Ibu sudah datang, sayang.”
Menyadari Ibu Redo sudah datang, Agni buru-buru bangun dari tidurnya dalam posisi duduk di samping ranjang Redo. “Ma-maaf, Bu. Agni ketiduran.”
“Enggak papa kok sayang.” Ibu Redo menarik tangan Agni dan membuat Agni duduk di sofa untuk tamu. Ibu Redo kemudian membuka kotak makanan yang dibawanya dan mengajak Agni untuk sarapan bersama. “Kamu temenin Ibu sarapan yah? Ayahnya Redo masih kenyang katanya.”
“Ya, Bu.” Agni menganggukkan kepalanya setuju untuk makan bersama dengan Ibui Redo.