Berhasil menghubungi Dika-teman Redo dan mendapat kabar jika Dika akan datang menjenguk Redo, jelas Agni menunggu-nunggu kedatangan Dika.
Sebentar lagi, aku akan tahu tentang Gina.
Sebentar lagi.
Ya sebentar lagi.
Agni benar-benar tidak sabar hingga rasanya waktu berjalan dengan sangat lambat.
“Salam kenal. Saya Dika-teman Redo.”
Dan benar saja ketika Agni muncul untuk bergantian jaga dengan orang tua Redo, Agni melihat sosok pria yang mengenalkan dirinya sebagai Dika-teman Redo di kamar rawat Redo.
“Agni sayang. Ini Dika-teman Redo sejak SMA. Kalian belum pernah ketemu kan?” Ibu Redo mengenalkan Dika pada Agni karena memang Agni belum pernah bertemu dengan Dika selama jadi pacar Redo.
Selama ini Agni hanya tahu Dika dari beberapa cerita Redo. Itu saja.
“Ya, Bu. Agni memang belum pernah ketemu Dika, Bu. Tapi Redo beberapa kali sudah pernah cerita kok, Bu.”
Agni menganggukkan kepalanya dengan tersenyum untuk menyapa Dika dan sapaan Agni mendapatkan tanggapan yang sama: Dika menganggukkan kepalanya dan tersenyum balik pada Agni.
“Saya tahu kabar Redo kecelakaan dari Agni, Te.”
“Gimana kabar kamu beberapa tahun ini? Istri kamu gimana?” tanya Ibu Redo.
Melihat Dika benar-benar datang, tadinya Agni ingin langsung bertanya pada Dika mengenai Gina-teman SMA Redo. Tapi melihat Ibu Redo terus bicara dengan Dika mulai dari menanyakan kabar Dika, kabar istrinya dan banyak hal lainnya yang membahas masa lalu, Agni sadar jika Dika memang benar-benar adalah teman dekat Redo. Ibu dan Ayah Redo sangat mengenal Dika dan hal itu membuat Agni yakin jika Dika pasti tahu tentang Gina.
Jadi demi mencari tahu tentang Gina, Agni mengirim pesan sekali lagi dengan menggunakan hp Redo kepada Dika.
Redo: bisa saya minta waktunya sedikit? Ada yang ingin saya bicarakan tentang Redo.
Agni mengirim pesan kepada Dika ketika Dika sedang asyik mengobrol dengan Ayah dan Ibu Redo.
Dika: tentu.
Redo: Bisa saya minta tolong? Tolong rahasiakan hal ini dari Ayah dan Ibu Redo.
Dika: Bisa.