“Jangan bilang Redo gagal mengungkap perasaannya pada Gina?” Agni menyela karena sudah tidak sabar mendengar bagian akhir dari kisah Redo dan Gina.
Sampai pada titik ini, Agni sudah menemukan beberapa alasan kenapa Redo begitu merindukan sosok Gina, apa arti Gina bagi Redo dan kenapa Gina punya tempat khusus di hati Redo. Hanya saja … sampai pada titik ini, Agni masih belum menemukan alasan kenapa Gina menghilang dari hidup Redo.
“Ya, Redo memang gagal.”
“Gina menghilang sebelum itu?” Agni tidak percaya dengan jawaban yang diberikan Dika pada dirinya.
“Itu benar.”
“Apa yang terjadi? Kenapa mendadak Gina menghilang?”
“Aku dan Redo sama-sama enggak tahu. Ketika kami berdua masuk kuliah, kami buru-buru menemukan Gina di jurusannya. Nama Gina memang ada, tapi sosoknya tidak ada. Awalnya Redo merasa mungkin Gina dalam masalah. Redo berusaha untuk menghubungi Gina dan mendatangi rumahnya. Tapi rumah Gina kosong dan nomor Gina tak bisa dihubungi.”
“Gimana dengan guru kalian? Gina harusnya masuk kuliah karena beasiswa, dia menghilang begitu saja, pasti akan membuat nama sekolah kalian dalam masalah kan?”
Dika mengangguk setuju. “Redo dulu pernah bertanya. Tapi tak satupun dari guru sekolah kami yang mengatakan apa yang terjadi pada Gina dan ke mana perginya Gina.”
“Enggak mungkin. Sebenarnya apa yang terjadi pada Gina?” Agni tidak percaya dengan bagian akhir dari kisah Gina dan Redo.
Sekarang … aku akhirnya tahu alasan Redo dalam tulisannya begitu merindukan Gina. Sosok Gina yang menghilang begitu saja tanpa kabar di tahun itu, jadi sesuatu yang mengganjal di hati Redo. Padahal keduanya sudah membuat janji, tapi Gina menghilang begitu saja. Jelas Redo tidak akan bisa melupakan Gina. Hatinya, perasaannya untuk Gina saat itu belum tersampaikan.
“Entahlah. Kami berdua tidak bisa menemukan apa yang terjadi. Redo memeriksa tetangga Gina dan hasilnya mereka hanya mengatakan jika keluarga Gina pindah mendadak. Semenjak hari itu, Redo terus berusaha menemukan Gina dan menunggunya. Setiap tahun Redo datang ke acara reuni dan berharap bisa menemukan informasi tentang Gina. Tapi rasanya Gina lenyap bak ditelan oleh bumi. Tak ada satupun yang membahas Gina dan tak ada satupun informasi tentang Gina. Bertahun-tahun berlalu, Redo mengubur nama Gina dan kupikir dia sudah melupakannya.”
“Kupikir? Maksudnya?” Agni menangkap ucapan Dika yang terkesan aneh. “Apa maksudnya dengan kupikir, Mas?”
“Sama seperti dugaan Mbak.” Dika menjawab. “Gina menghilang di tahun kelulusan kami, yang artinya sudah 12 tahun lamanya berlalu. Redo berusaha mencari Gina selama bertahun-tahun, semenjak kuliah sampai dia bekerja. Kupikir setelah lima tahun lebih berusaha menunggu dan mencari tanpa hasil, Redo menyerah. Kupikir dengan menjalin hubungan dengan Mbak, Redo sudah merelakan keinginannya untuk mengatakan perasaannya pada Gina. Tapi dua tahun yang lalu, Redo yang sudah lama tak pernah membahas Gina, kembali membahas Gina.”
Dua tahun yang lalu.
“Ada apa menelpon, Redo?”
Dika yang sedang sibuk bekerja menerima panggilan dari Redo. Semenjak menikah dan tinggal di luar kota, Dika memang kadang-kadang menghubungi Redo dan sebaliknya. Bagaimana pun Dika dan Redo adalah teman yang sudah menjalin hubungan pertemanan lebih dari sepuluh tahun lamanya.
“Hanya ingin tahu kabarmu saja, kawan. Gimana kabarmu, Dika?”
Dika tersenyum kecil mendengar suara temannya itu. Semenjak menikah lebih dari setahun yang lalu, Dika belum pernah kembali ke kota S. Pekerjaannya yang sibuk ditambah lagi dengan kesibukan barunya menjadi suami, membuat Dika kini tak lagi punya banyak waktu seperti saat masih belum menikah.
“Aku baik-baik saja. Kamu gimana, Redo?”
“Aku juga baik-baik saja, Dika.”
Mendengar jawaban Redo, Dika harusnya menganggap bahwa Redo memang baik-baik saja seperti ucapannya. Tapi mendengar nada suara Redo, Dika merasa ada sesuatu yang terjadi dengan Redo.