AKU DIANTARA KALIAN

mahes.varaa
Chapter #25

RAHASIA GINA PART 4

Ternyata janji itu dibuat enggak lama setelah Redo dan Gina menjadi dekat. Agni yang kini duduk jadi pendengar kisah Gina dan Redo dari versi Gina, mencerna apa yang baru saja didengarnya. 

Mata Agni bergerak pada kaki kanan Rere yang tadi sempat diperlihatkan oleh Rere kepada dirinya. Kaki Gina, kenapa bisa begitu? 

“Kamu pasti sudah mendengar cerita ini sebagain besar dari Dika kan?” tanya Rere.

“Ehm. Iya, Mbak. Cerita Mbak, enggak beda jauh sama cerita Dika.” Agni menjawab sembari menganggukkan kepalanya. 

Kenyataannya memang begitu. Meski ada beberapa bagian yang berbeda, tapi inti dalam cerita Dika dan Rere yang tidak lain adalah Gina adalah sama. 

“Kamu mau lanjut ke bagian kenapa kakiku bisa begini?” tanya Rere lagi. 

“Terserah Mbak saja. Mbak kan yang cerita.” Sejujurnya Agni sudah sangat penasaran pada bagian itu. Rasa penasaran Agni terlihat jelas dari gelagatnya yang beberapa kali melirik ke arah kaki kanan Rere. Tapi … Agni masih tahu apa yang namanya rasa sopan dan rasa hormat. Jadi untuk menunjukkan rasa hormat dan rasa sopannya, Agni menyerahkan hal itu pada Rere selaku pihak yang mau bercerita dan memenuhi keinginannya yang mungkin terdengar egois. 

“Oke kalo gitu.” 


Cerita Gina berlanjut. 

Singkatnya semenjak saat itu, hubungan Gina dan Redo semakin dekat. Gina tidak tahu apa yang ada di dalam pikiran Redo saat memintanya membuat janji itu. Tapi jujur saja, Gina mengharapkan janji itu. Bertemu lagi dengan Redo saat kuliah dan main basket bersama, jujur saja itu adalah momen yang sangat Gina nantikan. 

Yah meski beberapa kali Gina juga bermain basket dengan Redo, tapi hanya melakukan shoot ke arah ring saja berbeda dengan permainan yang sebenarnya yang mana tidak hanya da shoot saja. 

Aku harus dapat beasiswa itu! 

Janjinya dengan Redo, membuat Gina semakin rajin belajar. Janji itu membuatnya termotivasi untuk terus berusaha baik itu belajar dan juga sesuatu yang lain. 

Pyar!!! 

Gina yang sedang sibuk belajar di rumahnya, lagi-lagi mendengar suara piring pecah. Gina buru-buru ke arah adik perempuannya yang beda lima tahun dengannya dan memberikan perintah yang seperti biasa pada adiknya-Renata. 

“Tutup telingamu, Renata!” 

“Sudah, Mbak.” 

Setelah memastikan Renata menutup telinganya, Gina mendekat ke arah pintu kamarnya, menguncinya dan diam-diam mendengarkan seperti biasanya. 

Pyar!! 

“Kamu ini maunya apa, Nanda?” 

“Aku minta uang, Mas. Aku dikejar-kejar hutang! Mas kan biasanya nutup hutang aku! Kenapa sekarang Mas pelit? Aku butuh uang, Mas! Kasih aku uang, Mas! Kalo Mas enggak lunasin hutangku, aku bisa dipenjara, Mas!” 

“Uang Mas sudah habis! Apa kamu enggak lihat?? Mas baru saja bangkrut! Sekarang Mas enggak punya uang! Kamu sekarang sudah dewasa, jadi cari uang sendiri dan tutup hutangmu sendiri, Nanda!” 

Lihat selengkapnya