AKU DIANTARA KALIAN

mahes.varaa
Chapter #28

RAHASIA GINA PART 7

“Paman Mbak sudah gila! Aku rasa Paman Mbak sudah kehilangan kewarasannya, Mbak!” sela Agni. 

Rere menganggukkan kepalanya setuju dengan ucapan Agni. “Kamu benar, Agni. Pamanku sudah bisa disebut dengan gila. Saat mengingat kembali saat-saat itu, aku menyadari jika rendah diri Pamanku sudah sangat buruk. Setelah semua yang dialaminya, Paman selalu menyalahkan kakinya yang cacat. Padahal semua hal yang tidak beres dalam hidupnya bukan karena kaki Paman saja. Rendah diri yang Paman tumbuhkan dalam dirinya membuat orang lain juga merasakannya. Setiap kali ada masalah Paman akan selalu menyalahkan kakinya. Akhirnya semua orang di dekatnya merasa muak dengan sikap Paman itu, termasuk dengan istrinya. Istri Paman akhirnya selingkuh dan memilih pergi dari Paman. Pada akhirnya semua kesialan dalam hidup Paman, semua karena ulah Paman sendiri.” 

“Setelah itu apa yang terjadi?” tanya Agni. 

“Ayah sudah enggak pulang selama dua minggu karena pekerjaan yang didapatkannya kadang membuat Ayah enggak pulang untuk waktu yang lama. Kupikir Ayah enggak akan pulang malam itu. Tapi Ayah pulang malam itu dan sialnya, Paman malam itu mengintai rumah kami.” 

Deg!

Jantung Agni mendadak berdetak kencang lagi. Saat ini Agni melihat raut wajah sedih di wajah Rere. Hanya dengan melihat hal itu, Agni tahu bahwa sebentar lagi kata yang terucap dari mulut Rere adalah kata yang sedih dan alasan Rere kehilangan kakinya. 

“A-apa yang Paman Mbak lakukan?” 

“Melihat Ayah pulang, Paman yang memang ingin bertemu dengan Ayah menerobos masuk. Aku enggak tahu gimana tepatnya yang terjadi, aku hanya tahu berdasarkan cerita Ibuku karena malam itu di mana Ayah pulang, aku dan Renata sudah tidur.” Rere menjelaskan. “Aku enggak tahu apa yang terjadi sebelumnya, aku terbangun ketika mendengar suara cekcok antara Ayah, Ibu dan Paman.” 


Cerita Gina berlanjut. 

Bruak, bruak!! 

Gina yang sudah tidur, terbangun karena terkejut dengan suara keras dari luar kamarnya. 

Ada apa ini? 

Gina membuka sedikit matanya dan melirik ke arah jam dinding di kamarnya yang masih menunjukkan pukul 11 malam. 

Nanda! Berhenti! Sudah aku bilang kan! Aku enggak akan kasih lagi kamu uang! Hutangmu, kamu selesaikan sendiri!” 

Gina mendengar suara ayahnya. Suara itu adalah tanda bahwa malam ini ayahnya pergi bekerja selama dua minggu sudah pulang. Lalu dari ucapan ayahnya itu, Gina tahu bahwa Pamannya-Nanda, ada di rumahnya lagi dan seperti biasa berdebat dengan ayahnya masalah uang. 

Lihat selengkapnya