AKU DIANTARA KALIAN

mahes.varaa
Chapter #29

PILIHAN AGNI PART 1

Agni tiba di rumah sakit dengan bajunya yang basah kuyup oleh hujan. 

“Mbak enggak papa?” 

Salah satu perawat yang sudah cukup kenal dengan Agni karena selama sepuluh hari ini Agni selalu jaga malam menjaga Redo, menegur Agni karena melihat Agni yang datang dengan baju basah. 

“E-enggak papa, Mbak. Di luar hujan tadi. Aku kebetulan enggak bawa payung, Mbak.” Agni menjawab. 

Jawaban itu jelas adalah jawaban bohong yang Agni buat tapi, jawaban itu tidak sepenuhnya bohong karena nyatanya di luar hujan masih turun. 

“Tunggu sebentar, Mbak.” Perawat itu kembali ke pos jaganya dan tidak lama kemudian membawakan satu selimut kepada Agni untuk menghangatkan tubuh Agni. “Pakai ini dulu, Mbak.” 

“Ma-makasih, Mbak.” 

“Sama-sama, Mbak.” Perawat itu tersenyum pada Agni dengan senyum ramahnya. “Syukur yah Mbak, Pak Redonya sudah bangun.” 

Agni mengintip ke kaca kamar rawat Redo yang mana memperlihatkan sedikit Redo yang kini telah sadarkan diri dan sedang dalam posisi setengah duduk karena bagian atas ranjangnya dinaikkan. 

Dari jendela itu juga, Agni melihat Ayah dan Ibu Redo yang sedang berbincang-bincang dengan Redo lengkap dengan wajah bahagianya. 

“Ya, Mbak. Makasih banyak, Mbak.” 

“Semoga besok pemeriksaan Pak Redo hasilnya baik dan Pak Redo bisa segera pulang, Mbak.” 

Cerita tentang hubungan Agni dengan Redo dan rencana pernikahan keduanya yang sudah tinggal menghitung hari, sudah tersebar di kalangan perawat yang merawat Redo. Ibu Redo-lah yang menceritakan pada perawat jika Agni adalah calon menantunya yang akan jadi menantunya dalam hitungan hari. 

Apa yang harus aku lakukan sekarang? 

Pertanyaan itu kembali menghantui benak Agni ketika perawat yang tadi membantunya pergi untuk berkeliling melihat pasien dan meninggalkan Agni seorang diri di depan pintu kamar rawat Redo. 

Apa yang harus aku lakukan? 

Kenapa dari semua orang, aku yang harus menghadapi situasi ini? 

Agni menatap Redo yang kini telah membuka matanya dari balik jendela kecil pintu kamar rawat inap Redo. Jika sepuluh hari yang lalu Redo langsung membuka matanya tidak lama setelah operasinya, maka Agni pasti akan langsung memeluk tubuh Redo dan bersyukur pada Tuhan karena telah menyelamatkan Redo. 

Tapi sekarang keadaannya berbeda. 

Sepuluh hari kemarin, bukanlah sepuluh hari biasa bagi Agni. 

Sepuluh hari kemarin adalah sepuluh hari terberat dalam hidup Agni. Rasanya selama sepuluh hari kemarin, Agni pergi melakukan perjalanan waktu hanya untuk menemukan rahasia Redo-tunangan sekaligus calon suaminya. 

Agni memegang gagang pintu dan hendak masuk ke dalam kamar rawat Redo untuk bertemu dengan Redo dan orang tua Redo. Ibu Redo tadi sudah menghubungi Agni perihal sadarnya Redo dari komanya, tidurnya yang entah karena alasan apa selama sepuluh hari setelah operasinya. 

Tapi setelah mendengar apa yang tadi Rere ceritakan, Agni sekarang tak punya keberanian untuk menghadap dan melihat Redo. 

Kenapa? 

Karena ada keraguan besar dalam hati Agni sekarang. Tepat sebelum Rere menceritakan alasan dirinya menghilang dari hidup Redo, Rere meminta Agni untuk berjanji agar tidak menceritakan cerita yang didengarnya dari Rere kepada Redo. 

Lihat selengkapnya