AKU DIANTARA KALIAN

mahes.varaa
Chapter #32

AKU DIANTARA KALIAN PART 1

“Kenapa ingin bertemu lagi denganku, Agni? Kemarin, aku sudah menceritakan segalanya sama kamu, Agni.” 

Hari ini Redo melakukan semua pemeriksaan ulang tentang tubuhnya. Lalu besok jika hasilnya keluar dan sama sekali tidak ada masalah, Redo bisa pulang. 

Siang ini … harusnya Agni yang baru saja pulang kerja, langsung menemui Redo. Tapi Agni membuat alasan pada Redo, hanya untuk bertemu dengan Rere yang tidak lain adalah Gina. 

Agni menatap Rere yang kini melihatnya dengan tatapan heran. 

“Ada yang ingin aku bicarakan sama Mbak.” 

Agni meminta bertemu dengan Rere di tempat biasa di mana dirinya bertemu dengan Rere: kafe di dekat toko buku langganan Agni. 

Rere duduk di depan Agni setelah meletakkan tasnya yang kini bukan lagi tas punggung. “Kupikir kamu cemburu dengan masa laluku dengan Redo.” 

Agni menundukkan sedikit kepalanya merasa menyesal. Nyatanya apa yang dikatakan oleh Rere memang benar adanya. Kemarin, Agni memohon pada Rere untuk menceritakan masa lalunya dengan Redo. Semua dimulai karena perasaan cemburu, iri, tidak percaya dan sedikit tidak terima. Tapi setelah mendengar cerita dari sisi Gina yang tidak lain adalah Rere, Agni sedikit paham alasan Gina menghilang dari hidup Redo. 

Gina yang kehilangan kakinya, tidak lagi bisa bermain basket bersama dengan Redo. Yang artinya Gina tak lagi bisa menepati janjinya pada Redo. 

Itulah yang terjadi tiga belas tahun yang lalu. 

Tapi sekarang keadaannya berbeda. Bahkan jika keduanya bertemu, Redo yang tahu keadaan Gina tak akan memaksa Gina untuk bermain basket lagi. Redo yang tahu keadaan Gina tak akan lagi menagih janji itu. 

“Kisahku dengan Gina sudah lama berakhir. Dia hanya masa laluku. Meski ada banyak pertanyaanku pada Gina yang enggak terjawab, aku enggak bisa melakukan apapun. Gina menghilang begitu saja dari hidupku seolah mengatakan bahwa aku enggak boleh menemukannya. Jadi … aku diam saja menerima keadaan itu. Catatan itu aku buat karena aku tahu aku enggak akan pernah bisa bertemu dengannya lagi, Agni.” 

“Tolong pahami aku, Agni. Tahun itu adalah tahun yang berat bagiku. Pertemananku dengan Redo adalah satu-satunya hal yang membahagiakanku saat itu. Melihat perjuangan Redo saat itu, membuatku berjuang juga demi hidupku. Bahkan setelah malam nahas itu, aku tetap bisa bertahan sampai hari ini karena aku mengingat bagaimana perjuangan Redo saat itu bertahan dengan penyakitnya. Kalo saat itu aku enggak tahu penyakit Redo dan enggak mengenalnya, mungkin aku sudah lama bunuh diri dan enggak akan duduk di sini bersamamu.  Aku menulis kisah kami hanya sebagai tanda bahwa aku berterima kasih pada Redo di tahun itu. Aku sama sekali enggak menyangka Redo akan melihat film itu dan membaca novelnya. Aku kenal Redo. Dia bukan orang yang suka membaca novel. Jadi saat mendengar ceritamu itu, aku beneran enggak nyangka, Agni.” 

Agni mengingat dua ucapan Redo dan Rere yang kemarin didengarnya. Dua ucapan dari dua orang itu memang berbeda tapi intinya adalah sama bahwa mereka menganggap kenangannya di tahun itu sebagai masa lalu. 

Tapi bukan itu yang Agni tangkap dari Redo dan Rere. 

Kalian berdua sama-sama mengatakan jika kebersamaan kalian di tahun itu hanyalah masa lalu. Tapi yang enggak kalian tahu adalah kalian mengatakan hal yang sama, yang artinya perasaan kalian sama. 

Kalian mengatakan bahwa itu hanyalah masa lalu, tapi ekspresi kalian mengatakan hal yang berbeda. 

Lihat selengkapnya