Agni kira dirinya akan menyebabkan bahaya pada Rere yang tidak lain adalah Gina. Tapi untung saja, ada seorang pria yang menarik tangan Rere dan berhasil menyelamatkan Rere dari bahaya yang mengancamnya.
“Siapa dia, Gina?”
Di balik kacamata hitamnya, pria tegap dengan tubuh yang kekar melihat ke arah Agni dan bertanya dengan nada kasarnya pada Rere.
“Te-temanku.” Rere menjawab dengan nada lemahnya.
“Temanmu? Yang benar? Kenapa aku enggak tahu kalo kamu punya teman sepertinya, Gina?” Pria itu kembali bertanya pada Rere dengan nada kasarnya.
Agni tak dapat melihat mata pria itu sekarang karena kacamata hitam yang menutupi matanya. Tapi tanpa melihat sorot mata pria itu dan hanya mendengar nada suara dari pria itu, Agni tahu bahwa pria itu tidak percaya bahwa Agni memang kenalan Rere.
“Dia temanku, Ndre! Percaya sama aku!” Rere menaikkan nada bicaranya.
Ndre? Agni terkejut mendengar panggilan itu karena begitu mendengar panggilan itu, Agni langsung teringat dengan cerita Dika soal anak dari tim basket yang suka mengganggu Redo dan Dika di tahun ketiga mereka: Andre.
Apa dia Andre yang sama dengan teman Gina, Redo dan Dika di tahun ketiga mereka di SMA?
Agni menatap balik pria dengan kacamata hitam yang masih memegang lengan Rere.
“Kalo dia temanmu, kenapa kamu lari darinya, Gina?”
“Dia beneran teman-”
Rere yang masih berada dalam genggaman tangan pria itu mendadak lemas dan nyaris saja jatuh kalau bukan karena genggaman tangan pria itu di lengan Rere.
“Gina!”
“Mbak!”
Agni dan pria itu sama-sama terkejut melihat Rere yang mendadak kehilangan kesadarannya. Tapi pria itu lebih tanggap dari Agni karena dengan cepat pria itu menggendong Rere yang kehilangan kesadarannya dan bersiap untuk membawanya.
“Kamu teman Gina kan?” Sembari menggendong Rere, pria dengan kacamata hitam itu melihat ke arah Agni dan bertanya sekali lagi untuk memastikan.
“Ya, aku teman Mbak Rere.”
“Kalo kamu teman Gina, ikut aku! Aku butuh penjelasan kenapa Gina begini lagi!”