Setelah mendengar penjelasan Agni soal alasannya meminta Rere yang tidak lain adalah Gina untuk bertemu dengan Redo, pria di hadapan Agni-Andre mengeluarkan hpnya dan menunjukkan sebuah foto pada Agni.
“Apa ini?” Jelas, Agni merasa bingung karena apa yang ditunjukkan oleh Andre adalah foto Rere yang tidak lain adalah Gina saat masih mengenakan seragam sekolah dan bermain basket bersama dengan Redo dan Dika yang juga sama-sama masih mengenakan seragam sekolah. “Ada apa dengan foto ini?”
“Apa Gina sudah menceritakan malam nahas yang membuatnya kehilangan kaki dan keluarganya?” Bukannya menjawab, Andre justru balik bertanya pada Agni.
“Su-sudah.” Agni menganggukkan kepalanya meski masih belum mengerti arah perbincangannya dengan Andre. “Mbak Rere sudah menceritakan malam nahas itu ke aku.”
“Malam itu … Gina kehilangan ayah dan adiknya, Renata. Semenjak hari itu, Gina menolak dipanggil Gina dan meminta orang-orang untuk memanggilnya dengan nama Rere agar dirinya bisa terus mengingat Renata adiknya. Rere diambil dari kata Renata dan Regina. Yang memanggil nama Gina, hanya aku, Ibu Gina dan teman lama Gina termasuk Redo dan Dika.”
Agni menundukkan kepalanya melihat foto yang ada di hp Andre. Foto itu bukanlah foto yang diambil menggunakan kamera langsung oleh foto ini. Guratan-guratan pada gambarnya menjelaskan jika itu adalah foto lama yang telah dicetak dan kemudian diambil gambarnya oleh hp milik Andre.
Agni menatap satu persatu wajah di dalam foto itu, mulai dari Gina, Redo dan Dika. Senyuman di wajah tiga orang itu, sudah cukup menjelaskan pada Agni bahwa ketiganya sangat bahagia saat itu. Mata Agni berhenti pada senyum Redo semasa mudanya yang terlihat jauh lebih bahagia dibandingkan dengan senyum yang pernah Agni lihat saat jadi pacar Redo.
Panggilan itu … apa kamu mengetahuinya, Redo?
Rere yang diambil dari kata Renata dan Regina, apa kamu mengetahuinya?
Apa kamu sudah menduganya saat itu, Redo?
“Ke-kenapa menunjukkan foto ini padaku?” tanya Agni yang masih tidak memahami alasan Andre menunjukkan foto lama ini pada dirinya.
“Malam itu Gina menjalani operasi karena kakinya yang hancur. Gina masuk ruang operasi tepat setelah Redo selesai menjalani operasinya. Itu yang aku dengar. Wali kelas kami saat itu bekerja keras supaya Redo yang sedang menjalani penyembuhan tidak menemukan Gina yang berada dalam satu rumah sakit. Karena Gina tidak Redo tahu apa yang terjadi padanya, Gina berusaha menyembunyikan apa yang menimpa dirinya. Tapi … “
“Tapi apa?” sela Agni dengan cepat.
“Tapi alasan Gina menyembunyikan keadaannya dan memilih menghilang dari hidup Redo bukan itu saja. Foto ini adalah foto yang ditunjukkan oleh Paman Gina pada Gina saat bertemu di penjara.”
“Eh?” Mata Agni langsung membulat besar ketika mendengar penjelasan Andre. “Apa maksudnya itu?”