Seminggu kemudian.
Agni melihat hpnya saat sedang bersiap-siap. Dua hari yang lalu, Agni menghubungi Rere lagi. Setelah seminggu yang lalu berusaha memaksa Rere untuk bertemu Redo dan membuat Rere kehilangan kesadarannya, Agni akhirnya menyerah untuk memaksa Rere.
Menyerah yang Agni maksud bukanlah menyerah sesungguhnya. Agni hanya mengatakan menyerah di depan Rere saja. Tapi jauh dalam hatinya, Agni tidak benar-benar menyerah. Agni kini tahu baik Rere dan Redo masih menyimpan perasaan mereka untuk satu sama lain di dalam hatinya. Agni yang tahu hal itu tidak bisa menikah dengan Redo karena tidak merasa yakin dengan perasaan Redo yang sesungguhnya.
Jadi Agni tetap pada keinginannya: berusaha mempertemukan Redo dan Rere sebelum Agni menikah dengan Redo. Seminggu yang lalu Agni sudah menjanjikan sesuatu pada Andre. “
Setelah mendengar cerita ini, kamu yakin masih ingin mempertemukan mereka?”
“Ya.”
“Kalo kamu masih bersikeras mempertemukan mereka, bisa saja pernikahanmu dengan Redo akan gagal nantinya. Kamu yakin masih mau melakukannya?”
“Seperti kataku sebelumnya, kalo memang Redo berniat untuk kembali pada Mbak Rere, maka aku akan membiarkannya untuk kembali.”
“Kenapa? Kenapa kamu bertekad sejauh itu? Kamu jadi teman Gina belum lama kan?”
“Percuma.”
“Percuma apanya?”
“Kalo aku menikah dengan Redo yang masih terus memikirkan Mbak Rere di dalam hatinya, aku merasa itu akan percuma. Sekarang aku bisa saja mengikuti permintaan Mbak Rere untuk merahasiakan hubungan kami dan alasan Mbak Rere menghilang dari hidup Redo. Tapi sampai kapan aku akan bisa menyembunyikannya? Yang ada, aku hanya akan hidup dengan ketakutan, takut sewaktu-waktu Redo akan bertemu dengan Mbak Rere dan memilih meninggalkanku. Kalo itu yang terjadi, maka perasaanku akan lebih hancur dari sekarang. Jadi aku putuskan untuk mempertemukan mereka sebelum aku menikah. Apapun pilihan Redo nantinya akan aku terima. Karena yang orang ketiga adalah aku. Karena akulah orang yang terjebak diantara Redo dan Mbak Rere.”
Agni ingat seminggu yang lalu dirinya mengatakan hal itu pada Andre tanpa rasa ragu sedikit pun. Tapi sekarang ketika melihat ke cermin dan menatap wajahnya sendiri, Agni sadar bahwa ada rasa takut dalam dirinya. Rasa takut kehilangan Redo, rasa takut Redo akan memilih Rere dan rasa takut bahwa mimpi-mimpinya selama ini yang membayangkan masa depannya dengan Redo, tidak akan pernah terwujud.
Fiuh!
Agni mengembuskan napas panjang sebelum akhirnya berusaha memasang senyum di bibirnya.
Apa yang aku lakukan ini benar adanya.
Kalo aku enggak mau menyesal dan hidup dalam rasa takut, aku harus melakukan hal ini.
Akulah orang yang terjebak diantara mereka.
Akulah orang ketiga yang datang ke tengah-tengah kisah mereka.
Sebagai saksi kisah mereka, aku harus melakukan ini.
Kalo pada akhirnya Redo memilihku, maka dengan itu aku yakin bahwa Redo selama ini memang benar-benar mencintaiku.
Tapi kalo pada akhirnya Redo memilih Mbak Rere, maka dengan itu aku tahu bahwa selama ini perasaan Redo enggak sepenuhnya untukku.
Dag, dig, dug!
Jantung Agni berdetak lebih kencang dari sebelumnya. Agni menyentuh dadanya dan berusaha menenangkan dirinya sendiri.