Dari balik pintu kaca toko, Agni melihat Redo yang hendak menyeberang dan masih terhubung panggilan dengannya. Air mata Agni jatuh menetes ketika melihat Redo yang kini matanya tertuju pada Rere yang tidak lain adalah Gina yang berjalan ke arah lain. Dari posisinya, Agni dapat dengan jelas melihat Redo yang berusaha untuk mengikuti arah ke mana Rere pergi.
Inilah jawaban yang aku cari.
Senyuman kecil muncul di bibir Agni di kala air matanya jatuh terus menerus membasahi wajahnya. Agni sekarang dapat melihat perbedaan Redo saat melihat dirinya dan saat melihat Rere yang tidak lain adalah Gina.
Matamu menjawab segalanya, Redo!
Kamu masih menyukai Gina, seperti yang aku duga.
Perasaan kalian untuk satu sama lain masih ada hingga sekarang.
Dan akulah yang terjebak diantara kalian.
Akulah orang ketiganya.
Harusnya setahun belakangan ini aku memperkenalkan kalian dan membuat kalian bertemu satu sama lain.
Jika itu yang terjadi, maka hari ini aku enggak akan merasakan perasaan sesakit ini ketika melihat matamu yang tertuju padanya, Redo.
Di saat wajahnya yang basah oleh air mata, Agni teringat percakapannya dengan Andre saat terakhir kali.
“Aku akan membuat dua orang itu bertemu, Mas. Redo harus bertemu dengan Mbak Rere. Apa yang dialami Mbak Rere selama tiga belas tahun ini, Redo harus tahu semuanya. Bukan dari aku, tapi dari Mbak Rere sendiri.”
“Kalo itu yang kamu inginkan, aku enggak akan melarangnya.”
“Mas sama sekali enggak melarang Mbak Rere bertemu dengan Redo?”
“Enggak. Justru itu yang aku harapkan.”
“Kenapa? Kupikir Mas suka dengan Mbak Rere semenjak sekolah.”
Agni mengingat bagaimana raut wajah Andre saat itu, saat menjawab pertanyaannya. Andre memasang senyum di bibirnya, tapi ada sorot mata sedikit terluka yang terpancar dari matanya.
“Aku memang pernah menyukai Gina. Aku memang pernah suka dengannya dan ketika melihat hidupnya yang berat, aku memang ingin melindunginya. Tapi cinta bukan sesuatu yang bisa dipaksakan kan? Dengan ada di sisinya saja dan memastikan Gina baik-baik saja, itu sudah lebih dari cukup bagiku. Kebahagiaan Gina juga kebahagiaanku. Itu yang aku pelajari selama ini saat bersama dengan Gina. Jadi teman baik yang selalu bisa diandalkannya, juga enggak buruk. Apalagi setelah setahun ini Gina hidup seorang diri setelah kematian ibunya.”
Tes, tes!
Air mata Agni jatuh semakin deras karena panggilannya yang tadi terhubung dengan Redo, kini telah terputus. Agni dapat dengan jelas melihat Redo yang berusaha menyeberang jalan untuk mengejar Rere yang tidak lain adalah Gina.
Redo!