Setelah berjongkok lama mengenang beberapa kenangannya bersama dengan Agni dan Gina, terutama di saat-saat sebelum kejadian nahas yang menewaskan Agni, Redo berdiri dari jongkoknya. Redo tersenyum kecil memandang makam Agni dan berbicara kecil pada makam Agni seolah Agni tepat ada di hadapannya.
Dengan menggenggam surat yang ditinggalkan Agni untuk dirinya dan Gina, Redo mulai berjalan pergi meninggalkan area pemakaman.
Buk!
Redo masuk ke dalam mobilnya, menyalakan mesin mobilnya tapi tidak membuat mobilnya melaju pergi meninggalkan area pemakaman.
Redo kembali mengeluarkan surat peninggalan Agni untuk Gina yang masih ada di tangannya dan belum sempat diberikannya kepada Gina.
Kali ini aku akan berikan suratmu ini untuknya, Agni!
Surat peninggalan Agni untuk Gina itu awalnya masih dalam keadaan tersegel. Tapi beberapa waktu yang lalu surat itu dibuka oleh Redo yang merasa penasaran. Karena telah membaca isi suratnya, Redo merasa semakin harus memberikan surat itu pada Gina apapun yang terjadi. Dan sekarang di sinilah Redo. Duduk menunggu di dalam mobilnya, mengawasi pintu masuk area pemakaman dan menunggu Gina yang akan datang untuk mengunjungi makam Agni. Redo tadi tidak melihat buket bunga lain selain dirinya, yang artinya Gina masih belum datang mengunjungi makam Agni.
Setahun yang lalu.
Redo yang panik melihat Gina terluka, langsung membawa Gina menuju rumah sakit. Redo memeriksa hp milik Gina dan menemukan beberapa kontak yang sering dihubunginya. Redo menghubungi tiga nomor yang sering Gina hubungi dan setengah jam kemudian datanglah Andre-teman lama Redo semasa SMA.
“Kamu tahu di mana Gina selama ini berada, Ndre?” Begitu melihat Andre muncul di hadapannya, Redo langsung menatap marah pada Andre. Redo ingat selama beberapa tahun penantian dan pencarian Gina, Andre yang selalu ditanyai soal Gina, selalu mengatakan tidak tahu soal Gina. Tapi ternyata sekarang Andre adalah satu dari tiga nomor kontak yang sering dihubungi Gina di hpnya. “Kamu bohong padaku, Ndre! Kamu tahu di mana Gina dan mengatakan tidak saat aku tanya!”