Aku, Hujan, dan Pelangi

Calse Ratnasari Soegiarto
Chapter #9

Bertemu Pelangi

Halo, Kiara. Ayo bertemu di Taman Kota,

           Siang itu, tidak seperti biasanya. Cuaca terang benderang. Kontras dengan perasaanku yang tidak nyaman dan takut. Kutatap lekat trio matre yang sedang asik nonkrong di warung kopi sambil tertawa lebar, mereka menemaniku dan mengawasiku dari jauh. Berjaga-jaga, siapa tahu nanti sosok “Pelangi” benar-benar pesikopat dan maniak. Memandangi mereka tertawa seru membuatku sedikit penasaran. Apa yang tengah mereka bicarakan?

           Lima menit, sepuluh menit..., aku menghentakkan kakiku kesal tanpa sadar. Entah mengapa aku mulai hilang rasa hormat. Siapapun “Pelangi” entah mengapa terkesan tidak tepat waktu dan seenaknya..

           “Ting” ponselku berdering, satu notifikasi pesan singkat masuk. Doni.

           Lama banget, Ki. Jangan-jangan dia pergi waktu lihat kamu dari jauh.

           Aku melempar lirikan sinis ke arah Doni yang sedang asik menyesap kopi. Ia tertawa begitu mata kami bertemu. Jenuh menanti di bawah matahari yang terik, aku berniat menyerah menunggu "Pelangi" dan memilih untuk menghampiri trio matre, meluapkan emosi. Sampai tiba-tiba ekor mataku menangkap sosok tak terduga.

           “Kak Angga?” aku bergumam tak percaya. Aku yakin trio matre juga melakukan hal serupa. Terkejud tak percaya.

           “Halo, Ki. Maaf ya lama, antri buket bunga.” Kak Angga menyodorkan satu buket bunga mawar dengan kelopak warna-warni. Warna pelangi.

           Aku membuka bibirku tanpa sadar. Rasanya kepalaku hendak pecah. Ada seribu pertanyaan yang hendak meluber, tetapi aku tahan sekuat mungkin. Gerak tubuhku langsung merespon dengan menerimal buket bunga tersebut.

           “Makasih,” bisikku.

Lihat selengkapnya