Aku, Hujan, dan Pelangi

Calse Ratnasari Soegiarto
Chapter #22

Persahabatan

“Ki,” suara Silma yang sengau dan lemah memanggilku dari arah meja makan. Aku menatap Silma lekat, instingku merasa ada sesuatu yang berbahaya dan janggal tengah terjadi.

“Sil? Kok kamu duduk disini? Bukannya istirahat?” tanyaku hati-hati.

Silma menyodorkan sebuah amplop yang sudah lama tak kulihat. Mataku melebar karenanya.

“Dapat dari mana?” tanyaku kelewat lantang. Silma sampai sedikit berjengit karenanya.

“Indah, barusan dia hantar. Aku sudah suruh dia menunggumu, tetapi dia bilang kamu tidak akan menerimanya kalau ia sendiri yang memberi. Jadi, dia titipkan padaku, dan bilang, ini urgent,”

Aku meraih amplop dari Silma, buru-buru membukanya. Mataku menangkap sederet kalimat tegak bersambung yang indah disana.

Maaf, Ki. Sampai jumpa

Lintang (Pelangi)

Lihat selengkapnya