Blurb
Perkenalkan nama ku Yuda, aku seorang lelaki tulen yang telah memiliki istri dan dua putri yang cantik-cantik, dan aku bekerja sebagai seorang satpam disalah satu mall di Jakarta.
Semenjak aku diponis oleh Dokter, bahwa aku mengalami sakit TBC, otomatis hubungan suami istri kami terbengkalai bahkan tidak sama sekali kami lakukan, karena aku ingin menjaga keluarga ku terutama istriku, karena aku sangat-sangat mencintainya, tetapi istriku paham dan mau mengerti akan kondisi sakit ku itu.
Istriku sangat sabar, dan selalu mengingatkan aku untuk berobat, dikala waktu untuk kontrol tiba, istriku juga yang mengantarkan aku kontrol.
Pengobatan TBC harus tuntas selama sembilan bulan tidak boleh terputus, apa bila terputus harus diulang lagi pengobatannya dari obat awal lagi, karena aku tidak ingin menyusahkan istriku, aku usahakan kontrol tepat waktu, dan aku juga ingin cepat sembuh.
Setelah masa pengobatan TBC sembuh, muncul lagi masalah baru, tapi aku belum ingin memberi tahu istriku, aku takut istriku kaget dan marah-marah sama aku, jadi aku memendamnya sendirian.
Padahal aku sudah sangat kangen degan istriku tapi menggapa harus seperti ini, tiba-tiba istriku memelukku dari belakang dan berbisik ditelingaku.
"Mas, kan sudah sembuh kapan kita ehem ehem lagi, aku kagen saat-saat itu."
"Nanti ya Mah, aku belum siap mental, setelah sekian lama kita tidak berhubungan."
"Masa aku harus menunggu lagi." sambil melepaskan pelukannya dan wajahnya mendadak sayu, tandanya dia kecewa.
Istriku meninggalkanku dan melangkah menuju dapur, dapurpun menjadi ramai, ada suara mesin cuci, dan bunyi trang treng trong dari wajan, tanda istriku sedang memasak.
Aku menuju kamar mandi untuk membersihkan diri dan berangkat bekerj, karena hari ini giliranku masuk pagi dan pulang sore, setelah sarapan dengan menu yang dihidangkan istriku, hanya masakan sederhana tahu, tempe, sambal, sayur bayam, dan ikan asin, tetapi begitu nikmat dilidahku, setelah selesai aku berpamitan kepada istriku.
"Mah, aku berangkat dulu ya, jaga dirimu?" sambil msnyodorkan tangan untuk bersalaman.
"Iya, mas" sambil menyambut taganku untuk bersalaman dan mencium telapak tanganku.
Aku berangkat dengan mengendarai motorku, untuk menuju ketempat kerjaku didaerah Jakarta, Setelah sampai ditempat kerja skupun melakukan tugasku sebagai satpam, namanya juga kerja di mall, banyak pemandagan indah dari kaum hawa, yang memakai pakaian sexsi dan mulus-mulus dan kaki jenjang, "betul tidak?"
Tapi pemandangan itu aku abaikan karena aku sudah mempunyai seorang istri yang menurutku cukup rupawan, cantik dan pastinya mulus kulitnya, jadi yang ada diluaran hanya sekedar cuci mata saja.
Sebetulnya aku tugas berdua bersama temanku, tapi tidak begitu akrab, dan karena aku punya masalah degan diriku, ingin rasanya sedikit curhat barang kali ada solusinya, ketika tiba waktunya istirahat aku memberanikan diri untuk bertanya kepada temanku itu.
"Do, hubunganmu dengan istirimu bagaimana?" tanyaku
"Alhamdulilah baik, hubungan dalam arti apa maksudmu?"
"Hubungan ranjang?"
"Ohh, tapi itu tidak boleh diceritakan kepada orang lain loh!"
"Iya, aku tahu, aku cuman mau minta saran atau pendapatmu, saja."
"Tentang apa?"
"Aku kan kemarin di ponis sakit TBC dan karena sakit itu, kami berhenti berhubugan karena aku tidak mau istriku tertular, nah ini kan sudah sembuh, tapi aku kok sulit untuk ereksi, Kenapa ya?"
"Mugkin pengaruh obat kali Yud, efek samping obat, yang selama pengobatan kamu minum."
"Oh, mugkin juga, aku tidak berpikiran sampe kesitu, terimakasih ya atas seringnya."
"Iya, sama-sama, itu hanya pendapatku saja, barangkali saja salah."
"Oke, aku lanjut tugas dulu ya." aku melangkah menuju pintu mall selah utara dan temanku sebelah selatan.
Setelah jam menunjukan pukul dua siang akupun absen pulang karena penggantiku sudah datang, kupacu sepeda motorku supaya cepat sampai menuju kerumah, dan tahukan daerah Jakarta itu dijam-jam pulang pasti macet.
Setelah sampai rumah, kulihat ada siKaka didepan pintu.
"Assalamualaikum."
"Walaikum salam, ayah, sudah pulang?" dia menghampiriku dan mencium tanganku.
Iya,Ka tolong belikan Ayah, teh jus, ayah haus!" sambil merogoh kantong celana dan memberikan uang lima ribu rupiah, siKaka mengambil uangnya dan segera berlalu dari hadapanku, untuk membelikanku es, tak begitu lama siKaka kembali dengan menenteng sepelastik es teh dan menyerahkannya kepadaku, aku menerimanya dan segera ku teguk karena haus, rasa hauspun hilang berganti rasa seger ditenggorokan.
Aku beranjak untuk membersihkan diri karena hari sudah sore.
"Ka, Mamah pergi kemana?"
"Pergi ngampung kali Yah."
"Oh"
Memang istriku jualan kosmetik, diutagin keorang-orang, jadi tiap sore atau pagi dia pergi kerumah orang yang mengambil kosmetiknya, kadang janjian lewat WA untuk bertemu, hasilnya memang lumayan, cukup untuk meringankan bebanku sebagai kepala rumah tangga.