Aku bergegas mengendarai. sepeda motorku untuk segera pulang, didalam hati tak henti-hentinya aku mengucapkan istighfar, atas apa yang kulakukan tadi, aku merasa sangat berdosa kepada istriku atas apa yang tadi kuperbuat, tetapi aku menepis pemikiranku lagi, aku tidak melakukan kesalahan, melainkan mencari solusi dari masalahku sendiri, untuk kebaikan istriku juga.
Sekitar jam sepuluh malam aku baru sampai dirumahku dan kudapati istriku sedang menonton TV, sedangkan kedua anakku sudah tertidur pulas dikamarnya.
"Belum tidur Neng?"tanyaku.
"Belum, nungguin kamu," sahutnya, dan menatapku sekilas.
"Memangnya ada apa," tanyaku.
"Ada yang ingin aku bicarakan," sahutnya, Sambil melirikku.
"Aku bersih-bersih dulu ya, Neng," tanyaku.
"Iya," sahutnya singkat, tanpa melirikku.
Aku bergegas menuju kamar mandi dan membersihkan diriku, setelah selesai aku duduk disebelah istriku.
"Ada apa, Neng?" tanyaku.
"Mas besok ke Mpo Nanah yuk, biar dilihat dirimu apa murni penyakit atau ada yang zholim kepada keluarga kita," tanyanya, sambil menatapku lekat.
"Kamu saja yang kesana," sahutku,menunduk.
"Harus sama kamulah Mas, memangnya kamu tidak ingin sembuh" tanyanya, lagi.
"Baiklah, demi kamu aku mau,"sahutku.
"Yuk tidur Mas?" ajaknya.
"Aku tidur disini saja," sahutku, singkat.
Istriku bangkit dan meninggalkanku diruang TV, seperti itulah kami sudah tidur tepisah cukup lama.
Keesokan paginya.
"Mas, ayo kita ke Mpo Nanah, nanti kalau terlalu siang, terkadang orangnya dipanggil orang, tidak ada dirumahnya," ajaknya, sambil ngomel, biasa kalau wanita sudah ngomel susah berhentinya.
"Iya, aku ganti baju dulu," sahutku, aku langsung menuju ke kamar, yak ingin menimpali omelannya, biasa-bisa akhirnya malah cek-cok, taklama aku keluar.
"Ayo," ajakku.
"Kita jalan kaki saja ya Mas, kan dekat," tanyanya, sambil menatapku.
"Iya, jalan kaki saja, sekalian olah raga," sahutku, sambil menatapnya, pula.
kami berdua berjalan berdampingan, karena rumahnya tidak jauh, jadi cepat sampai di tujuan.
"Assalamualaikum," ucap kami berbarengan.
"Walaikum salam, mari masuk."
Kami melangkah masuk, dan duduk di ruang tamu.
"Mpo saya, Mau Mpo Nanah melihat suami saya, apakah dia murni sakit atau ada yang zholim Kepada keluarga saya?" tanya istriku, sambil melirik ke arahku.
"Baik, sini Masnya duduk di hadapan saya, biar saya lihat dulu," sahutnya.
saya bagkit dari kursi yang tadi diduduki, pindah duduk ke dekat Mpo Nanah.
Mpo Nanah komat kamit, entah apa yang dibacanya, tidak lama Mpo Nanah berkata.
"Neng, Masmu murni sakit tidak ada apa-apa didalam tubuhnya, bersih semua," sahutnya.
"Oh, gitu ya, terimakasih," sahut istriku.