Aku khawatir istriku tidak sabar dan tidak kuat untuk terus mendampingiku lagi, aku yang sekarang ini jadi seolah tak berguna.
Mugkin isteriku sudah membaca surat yang dari klinik itu, kucari-cari dia di dalam rumah, tidak nampak mungkin dia pergi ngampung lagi, aku semakin jarang bertemu dengannnya, sepertinya istriku sengaja menjauhiku, tetapi apalah dayaku, sekarang ini aku hanya bisa pasrah saja, biarlah semua terserah keputusan istriku aku juga tak tega melihatnya yang canggung di depanku, terus-menerus.
*********************
Tiga tahun kemudian, tring bunyi handphone tanda ada Wa yang masuk kupandagi layar handphone terera di sana nama istriku Ani, dengan rasa malas aku buka isi Chatnya.
[Mas, aku ingin cerai, jujur aku sudah tak kuat dengan semua ini] katanya, lewat Chat.
Aku tersentak kaget dengan isi Chatnya yang di tulis istriku, ah mungkin dia lagi bercanda, aku coba untuk membalasnya dengan hati-hati, takutnya malah salah bicara [kenapa, apa Mas, punya salah?] balasku.