Aku masih ingin mempertahankan rumah tangga ini demi anak-anak, tetapi istriku tetap kukuh pada pendiriannya ingin tetap bercerai, aku tak ingin menanggapi perkataan istriku di Chat tersebut.
Istriku sudah tak pernah lagi memasak untukku, aku selalu membeli makanan di luar, aku tak pernah lagi memikmati masakan istriku, sedangkan kedua anakku selalu di belikan makan olehku atau istriku, tergantung keadaannya, kalau aku yang lagi berada dirumah aku yang membelikan mereka makan, dan dikala aku tidak ada sedang kerja misalnya, istriku yang membelikan mereka makan, rumah bagiku hanya sekedar untuk tidur saja, tak ada lagi kenyamanan dirumah ini yang kurasakan, sedih kalau menggingat saat-saat bahagia dan cerita dari tiap sudut ruangan dirumah ini, aku hanya bisa mengelus dada dan mengusap wajahku dengan kedua telapak tanganku," ya Allah kembalikanlah kebahagian dari rumah ini," pintaku dalam hati, kepada sang pemilik hati.
Hingga suatu hari istriku, menarik tanganku dengan keadaan yang sudah rapih lengkap dengan kerudung.
"Ada apa Neng?" tanyaku, heran, tidak biasanya dia menarik tanganku dan selalu menjauhiku.
"Kita ke kantor pengadilan, biar aku yang gugat cerai kalau Mas, tak mau menceraikanku," sahutnya, menjelaskan.
"Neng, kita bicarakan lagi baik-baik," sahutku, menahannya
"Sudah tidak ada yang ingin aku rundingkan denganmu lagi, Mas," sahutnya, ketus.
'Sudah ayo, berangkat, ganti baju dulu, sana?' katanya,lagi.
Aku berlalu kekamar untuk mengganti pakaian, untungnya dirumah sedang tidak ada anak-anak.
Setelah selesai aku keluar dan di suruh mengikutinnya untuk pergi kepengadilan agama, aku hanya bisa menurut saja, dia menghidupkan motor dan menyuruh aku yang bawa motor, aku membonceng istriku di belakangku, kami pun meninggalkan rumah menuju ke pengadilan yang ada di kota tempat kami tinggal, setibanya halaman parkiran aku memarkirkan motorku, dan menghampiri istriku yang menungguku, setelah masuk kami menemuinya pegawai di sana dan menyuruhku untuk masuk ke sebuah ruangan, dalam ruangan tersebut kami di tanyai beberapa pertanyaan.
pertama: "kenapa ingin bercerai?" tanya petugas yang memegang mesin tik.
Istriku menjawab" saya sudah lima tahun ini tidak di berikan nafkah batin." Petugas mengetiknya.
Petugas mengajukan pertanyaan ke dua: suami saya mencoba menjebak saya dengan akun palsu," jawab istriku, petugas mengetiknya, dan mengajukan satu pertanyaan lagi.