Aku Ingin Kembali Ke Asal Namaku

Iir
Chapter #5

Cinta Suci

Seperti Taj Mahal, simbol cinta dalam persembahan dan kepedihan, yg tak terbatas. Dan, menangislah di makam Putri Mumtaz, menangislah! karena setahun sekali, setetes air suci, menetes di pusaranya! -Tagore-

Bandara Soekarno Hatta

Suci tengah mengantre di gerbang pembelian tiket dengan tas ransel di punggungnya. Semua dokumen seperti pasport dan lainnya telah siap. Namun dirinya terhenyak begitu petugas menanyakan visa . Mengapa tak pernah terpikirkan olehnya hal sepenting ini? Tentu saja ke luar negeri harus mendapatka visa. Apalagi negeri India bukanlah negara bebas visa. Tak sekedar berbekal paspor yang ia urus tiga tahun yang lalu saat nonton MotorGP Bersama Aldo di Malaysia. Berarti masih ada waktu dua tahun lagi umur paspornya. Tapi Visa? Oh Tuhan, bagaimana ini?

Ia harus tetap bisa pergi ke India, agar bisa menyucikan dirinya di sungai Yamuna. Kalau hanya gara-gara  visa harus kembali lagi rasanya tak mungkin. Penuh rasa gundah, Ia keluar dari barisan anteran. Lalu duduk di kursi bandara sambil bersandar lemas. Hatinya semakin tidak menentu melihat nasibnya berikutnya. Mengapa bisikan itu begitu kuat hingga membuatnya nekad seperti ini? Bagaimana kalau tidak ia turuti saja suara-suara itu dan kembali ke kos? Menjalani kembali pengobatan bersama Syakir. Tidak! Ia tidak boleh mundur, karena mungkin ini sebuah petunjuk baginya menuju titik terang hidupnya. Siapa tahu bisikan-bisikan itu benar. bahwa ia bisa kembali hidup tenang setelah membersihkan semua dosa-dosanya di sana.

“Mengapa wajahmu begitu murung cantik,” tiba tiba seorang wanita paruh baya menyapanya ramah. Kulitnya hitam manis dengan hidung yang mancung seperti orang India. Namun dandanannya modis dan mentereng. Mulanya Ia ragu untuk berterus terang, namun karena begitu ingin akhirnya ia tuangkan juga isi hatinya.

Lihat selengkapnya