BAB I
Ini Aku dan Keluargaku #3
“hari ini bunda akan ke Bandung, semua jaga diri baik-baik. Muslim, Rizki jaga adiknya. Nggak boleh ada yang nakal, bunda nggak mau nerima laporan dari masing-masing kalian tentang tingkah nakal kalian” jelas bunda pagi sekali sebelum ia pergi meninggalkan kami.
Yaa, beginilah kehidupan kami. Orangtua yang selalu bekerja dan kami yang selalu mengurus hidup kami sendiri. Bukan hal yang sulit bagi kami mengurus rumah tangga. Mulai dari membersihkan rumah, memasak, mengurus ekonomi keluarga, bahkan hingga masalah lainnya yang belum menjadi tanggung jawab kami pun, kami tahu bagaimana kami harus bertindak.
Setiap pagi selalu aku yang memasak, kak Muslim yang membersihkan rumah, dan Rizki yang membersihkan lingkungan rumah. Wajar jika kami terbiasa seperti ini, kami hidup juga tanpa asisten rumah tangga.
“nanti kak Muslim ada kajian di masjid komplek, Aisyah gak usah main soalnya Rizki ada jam kuliah siang” begitu kak Muslim memberikan kami wejangan mengenai kegiatan kami nantinya.
“iya kak, Aisyah hari ini kebetulan nggak ada jadwal kuliah kok, aku di rumah aja”
“bilang mau di rumah tapi nanti pasti juga pergi” celetuk Rizki
“apaan sih yee, aku nggak pernah bohong sama kak Muslim, aku nurut sama dia”
“udah lah, kalian ini katanya udah dewasa, masa berantem terus, nggak malu apa” pisah kak Muslim
Begitulah, selalu ada saja hal yang membuat kami berdebat. Tapi justru ini adalah hal yang sangat ku rindukan nantinya. Berada diantara mereka yang sangat berbeda, aku merasa bahwa aku adalah sosok yang sangat mereka jaga. Meskipun cara mengungkapkannya berbeda.
Ayah selalu mengajarkan kami untuk terus belajar, dalam kondisi apapun itu. Karena, tidak ada hasil yang sia-sia dari kita belajar. Ayahku selalu belajar, dia sosok yang sangat pintar menurutku. Bahkan hingga ia menjadi seorang ayah pun, dia tetap belajar.
Berbeda dengan ayah, bunda adalah perempuan cantik yang berbekan keberuntungan. Mengapa dikatakan ia beruntung? Karena, dia adalah gadis Bali yang dibesarkan di tengah keluargka dalam sistem komunikasi. Semua berbakat dalam media. Baik oma ataupun opa ku. Selain menjadi seorang pembicara, bunda juga sangat pandai dalam menari. Sebagai gadis Bali, dia sangat gemulai saat menarikan tarian tradisional Bali.