BAB II
Kami yang mulai mengenal #2
“emm iya kak Cuma sebentar kok kita Cuma ngobrol sama minum kopi di cafe” jelasku.
Tak banyak lagi kak Muslim bertanya. Ku pikir dia akan memahami dan memaklumiku malam itu. Setelah lama berbincang aku pergi ke kamar. Hingga malam itu berjalan menurutku begitu lambat. Mungkin ada sesuatu yang mengganjal di hatiku. Petra. Ya, kenapa dia terngiang di kepalaku. Rasanya masih banyak hal yang ingin ku sampaikan dan ku pertanyakan. Entah apa yang membuatku tertarik dengannya.
Hari berganti hari hingga hampir genap satu bulan setelah pertemuan itu. Iya, Petra menghilang. Dia entah kemana. Tidak ada story WA tidak ada panggilan masuk atau hanya sekedar pesan singkat. Apa dia baik-baik saja? Atau mungkin dia mengganti nomor hingga tak bisa saling menghubungi? Ahh.. apa aku ini. Aku siapanya? Masih saja mengharap kabar.
Hingga di suatu pagi ada seseorang datang di rumahku. Pukul 08.35 saat semua sudah pergi ada yang mengetuk pintu. Langkahnya belum jelas. Suaranya juga belum terdengar telinga. Tapi rasanya aku tahu siapa dia. Petra??
“permisi tuan putri” sapaannya padaku
“loh Petra, ada apa? Kok tahu rumahku di sini? Ada perlu apa? Astaga ini masih pagi sekali” cerosos ku padanya
“mau dijawab yang mana dulu nih?” jawabnya dengan sedikit tertawa
“oh iya silakan masuk, kita ngobrol di teras aja yaa? Gapapa kan?” tanyaku sembari menunjukkan dia untuk duduk di kursi sekitar taman depan rumahku.