BAB II
Kami yang mulai mengenal #5
“udah” begitu jawabku singkat
Mami pun keluar. Kami berjalan pelan. Aku dan Petra menyanyikan lahu selamat ulang tahun. Mami terlihat sangat terkejut bahkan mungkin saking bahagianya ia sempat meneteskan air mata. Ini hanyalah hal kecil, namun ternyata sangat berarti buat mami.
“sebelum tiup lilin, mami make a wish dulu dong” pinta Petra.
“udah mami akan doa dalam hati, kalian bantu mengamini yaa”
Kami mengangguk sepakat. Mami tampak menutup matanya diiringi dengan buliran air mata yang jatuh dari masing-masing sudut matanya.
“selamat ulang tahun mami, Aisyah berdoa semua tentang kebaikan buat mami, semoga semua hal baik datang pada mami, semoga panjang umur dan selalu diberi kesehatan, sayaaang mami” ucapku sembari memeluk mami.
“terimakasih sayangnya mami, amin untuk doa-doanya, semua hal baik juga akan datang kepada Aisyah dan keluarga yaa, makasih sekali sudah mau dateng jauh-jauh kesini, mami sayang sama Aisyah”
Begitu sekiranya acara malam itu, setelah bergantian mengucapkan doa dan mengamini, mami memotong kue yang diberikan oleh Petra. Lalu setelah itu mami diberikan kado yang aku sendiri tidak tau apa isinya. Tak lupa aku juga memberikan tas yang tas aku belikan untuk mami. Jelas mami langsung tahu apa isinya. Aku bahkan tidak sempat membungkusnya dengan kertas kado, tas yang berada di dalamnya sudah pasti tertebak, hanya bentuknya saja yang belum terlihat jelas.
Mami menarikku untuk mendekati lemari yang tadi ku sebutkan menyimpan banyak tas koleksi mami.
“kamu tahu, ini semua memiliki sejarahnya masing-masing. Ada yang dari usaha keras mami, ada yang diberikan ibuk dan bapak mami, ada juga dari pemberian orang-orang yang mami sayang, termasuk nantinya tas ini yang kamu berikan akan berada disini” jelas mami.
Begitu berartinya tas-tas ini buat mami. Aku bahkan tidak pernah terpikir untuk mengoleksi tas seperti mami. Andaikan mengoleksi mungkin hanya atas dasar suka bukan karena sebuah arti dari masing-masing benda tersebut.