BAB III
KAMI DUA SAYAP YANG MULAI MENGEPAK #1
Dari hari ke hari aku dan Petra semakin dekat. Entah harus seperti apa aku memaknainya, namun yang jelas aku begitu bahagia bisa berada di posisi ini. Beberapa kali memang aku sempat tertarik dengan laki-laki namun baru kali ini ada tindakan yang aku lakukan.
“kakak ada acara seminar di Tangerang, bunda dan ayah juga belum pulang hari ini, kamu di rumah sama Rizki jangan berantem terus, jangan main terus, sholatnya jangan lupa” begitu pesan singkat dari kak Muslim.
Hari ini aku masuk pagi, ternyata sampai di kampus, dosen mengundur kelas kami hinhha pukul 13.00, sementara sekarang masih sekitar jam sebelasan. Apa yang harus aku lakukan agar aku tidak bosan? Mau pulang juga malas, malah nanti keenakan di rumah terus mager buat balik ke kampus lagi.
“Petra, main yuk” pesan singkat yang ku kirimkan pada Petra.
“sebentar yaa, aku masih ada kelas 15 menit lagi aku keluar, tunggu yaa” begitu balasnya
Aku menunggu Petra di taman tepat disamping gedung kampusku. Disana udaranya sangat segar, ditengah hiruk pikuk Jakarta aku masih menemukan suasana ini. Bagi anak Psikologi sangat dibutuhkan tempat untuk mendapatkan ketenangan. Termasuk bagiku adalah di taman ini.
Tak lama setelah aku termenung sendiri terdengar suara langkah di belakangku.
“cantik, ingin rasa hati berbisik” nyanyian Petra yang membuatku tertawa
“bisa aja deh kamu, ihh katanya masih 15 menitan, kok udah kesini?”
“aku bolos, stt. Aku keluar pas dosennya ke kamar mandi”
Plakkk