BAB IV
KAMI SAYAP YANG BERBEDA #4
Sudah, mulutku sudah tidak bisa berkata-kata lagi. Aku benar-benar tidak tahu bagaimana perasaan mereka. Itu cerita yang sangat membuatku menjadi bimbang. Iya, aku mencintai Petra, tapi perbedaan ini yang tidak bisa kami paksakan. Harus ada yang mengalah diantara kami, akan tetapi itu bukan aku.
Setelah perbincangan di kamarku selesai, mereka semua pergi meninggalkan aku sendiri. Aku duduk diam di sudut tempat tidurku. Aku merasa sangat-sangat di tepi jurang. Aku bisa saja melangkah ke depan tapi aku harus siap terjun ke jurang. Jalan yang terbaik satu-satunya adalah kembali ke belakang.
Aku hampir melupakan bahwa hari ini aku ada janji dengan Clara, dia masih ingin mengajakku untuk membicarakan mengenai Petra, ya, aku harus segera bersiap-siap aku harus mandi dan menunggu Clara menjemputku.
Aku lalu mandi dan bersiap di ruang tamu, aku menunggu Clara yang berjanji akan datang 30 menit lagi.
“Kak Muslim, Aisyah ijin yaa buat keluar sama Clara, tadi dia minta buat temenin cari sepatu ke mall” aku meminta ijin kepada kak Muslim yang sedang membaca buku mengenai keagamaan di ruang tamu.
“minta lah ijin sama ayah atau bunda, kan mereka ada di rumah” jawabnya
Aku lalu pergi ke kamar ayah dan bunda, aku mengetok pintu kamarnya
“ayah, bunda” panggilku
“masuk nak” jawab ayah dibalik pintu itu
“ayah, bunda, Aisyah mau pergi sama Clara yaa, dia minta ditemenin buat cari sepatu ke mall”
“dimana dia sekarang udah jemput kamu? Atau kamu yang jemput dia?” tanya ayah
“enggak yah, Clara yang mau kesini, ini lagi di perjalanan, aku masih nunggu” jawabku
“ya sudah hati-hati ya sayang, jaga diri baik-baik, pulang jangan malem-malem” jawab bunda dengan memelukku
“iya bunda, permisi bunda, ayah, Assalamualaikum”