BAB IV
KAMI SAYAP YANG BERBEDA #5
“Petra, kamu bercanda kan?”
“enggak lah buat apa aku bercanda? Apa selucu itu pernikahan sampai dibuat sebuah candaan?”
“aku butuh waktu sendiri dulu, aku harus mikirin ini semua”
“aku kemarin udah tanya-tanya tentang nikah beda agama, dan itu diperbolehkan kok asalkan dengan syarat-syarat tertentu”
“nggak bisa Pee, kita nggak bisa”
“kamu pesimis kamu nggak mau berjuang lagi?”
“enggak Pee bukan kaya gitu, aku Cuma butuh waktu untuk memikirkan semua ini”
Aku langsung pergi meninggalkan Petra sendirian. Aku keluar dan mencari taksi online. Untung saja aku mendapatkan dengan mudah. Aku bergegas pulang. Ku peluk boneka kecil yang tadi diberikan oleh Petra. Aku memang mencintai Petra, tapi aku nggak bisa kayak gini, nggak mungkin aku menikah dengan dia, itu mustahil.
Sepanjang perjalanan pulang aku terpikirkan dengan kalimat Petra yang mengajak ku untuk menikah. Aku sama sekali nggak tahu aku harus ngapain. Aku bingung, sangat bingung. Setibanya di rumah aku masih terus kepikiran. Hingga tiba-tiba kak Muslim datang.
“kok pulang naik taksi online?” tanyanya
“iya, tadi aku ketemu sebentar sama Petra”
“ngobrolin apa sama Petra?”
“dia bicara soal nikah”
“Aisyah jangan gila kamu yaa, jangan pernah menikah dengan orang yang berbeda keyakinan dengan kamu, berat Syah berat”
“tapi aku juga mencintai dia kak, aku percaya dia mampu membawa Aisyah ke jalan yang lebih baik, kakak lihat sendiri kan kalau dia sel...”
“dia apa? Kalau dia memang membawamu kepada kebaikan, dia nggak mungkin membuat kamu bermasalah dengan keluarga kamu, kamu nggak sadar kalau kamu jadi banyak pikiran selama kamu dekat dengan dia, kamu jadi bisa bohongin kakak, malah udah terbiasa, kamu jadi sering keluar malem, bahkan kamu sempat berpikir untuk menikah dengan dia, kamu ini berpikir dari sisi mana?”
“kak, Aisyah itu juga bingung, Aisyah sangat mencintai Petra, Aisyah juga mencintai ayah, bunda, dan kakak”