Sebatang rokok dan secangkir kopi hitam membuatku lebih tenang, di kala pikiranku sedang berlarian tak menentu. Tak banyak hal yang dapat kulakukan sekarang, kecuali sekedar mengharapkan sesuatu yang terbaik untukku.
Dinginnya malam menusuk tulang, membuatku ingin beranjak pergi dari tempat menyeramkan ini. Sunyinya dinding penjara membuatku larut dalam kesendirian, tidur beralaskan tikar, suara tokek yang bersautan, dan gemericik air dikala hujan turun membasahi bumi, menjadi teman setia di setiap malamku. Aku mencoba bersahabat dengan mereka di balik kejamnya jeruji besi.
Hari telah berganti. Pagi yang kuharapkan penuh dengan kabar baik. Sangat jarang bisa tersenyum lepas, hanya rasa tertekan, kecewa, menyesal, selalu menghantui pikiranku. Keadaan ini, membuatku teramat menyiksa. Tak ada seorang pun yang menemaniaku, dan bisa mengobati kesendirian ini.
Namun, samar-samar aku mendengar suara langkah kaki berjalan dari kejauhan. Terlintas di anganku, pagi yang kuharapkan selalu penuh dengan kabar baik. Suara langkah kaki itu, lambat laun semakin menghampiriku. Hatiku bertanya - tanya, _"Siapakah yang datang? Apakah ini awal pertanda baik untukku?"_Entahlah, aku hanya bisa berharap bahwa ini akan benar- benar menjadi awal yang indah.