Blurb
Menikah dan menua bersama orang yang dicintai tentu saja menjadi impian setiap orang tak terkecuali aku. Iya aku dan mas prams salah satu pasangan yang telah mendiskusikan banyak hal tentang pernikahan. Tapi, lagi-lagi rencana baik itu harus tertunda karena masalah seakan datang silih berganti.
Tahun pertama, ketika kisah kami baru saja di mulai mas prams menghabiskan banyak waktu di rumah sakit karena gejala endokarditis yang di deritanya menjadi sangat serius yang mengharuskannya menjalani perawatan secara intens selama satu tahun.
Tahun kedua, setelah bolak balik ke singapore keadaan mas prams di nyatakan membaik. Tapi, muncul masalah baru lagi. Tiba-tiba seseorang datang membawa catatan hutang ayahnya yang mencapai sekitar 1 milyar. Padahal usaha mas prams saat itu sedang terpuruk karena selama satu tahun terakhir uangnya terkuras untuk biaya pengobatannya. Mas prams tidak ada pilihan lain selain menjual beberapa asetnya.
Tahun ketiga dan ke empat, Dengan kekuatan fisik yang tak lagi sama seperti sebelumnya mas prams bangkit tertatih memperbaiki semuanya karena tahun ke lima mas prams akan menggelar pernikahan yang memang akan kami segerakan setelah pekerjaannya rampung tahun ini.
Namun pada tahun ke lima, takdir terasa begitu menyakitkan setelah semuanya nyaris tergenggam dengan sempurna. Kematian seakan memaksanya untuk melepas mimpi-mimpi indahnya.
Kenapa takdir begitu tajam membunuh sesuatu yang tidak di takdir kan untukku?
Mas prams telah pergi meninggalkan rindu di ujung senja. Kini, aku laksana seekor burung yang kehilangan sebelah sayapnya. Tak lagi bisa terbang membawa sejuta mimpi yang telah hancur di hantam takdir yang kelam.