Rindu Di Ujung Senja

Mariam B Cherry
Chapter #3

Flashback

Tiga bulan berlalu tidak ada pertemuan lagi setelah itu. Mas prams kian sibuk dengan proyeknya, dan aku kian sibuk dengan skripsiku yang akhirnya terselesaikan tepat waktu. Artinya aku telah berhasil menjadi seorang sarjana. Iya hari ini adalah hari di mana aku mengikuti acara wisuda. Mahasiswa dari berbagai fakultas telah berkumpul di sebuah gedung dengan raut wajah ceria. Beban yang selama ini mereka pikul seakan hilang di balut toga yang mereka kenakan hari ini. Kecuali aku. Aku terlihat tidak bersemangat, hanya duduk diam menyilangkan kedua tangan di dada. Aku kedinginan nyaris menggigil. Bukan karena AC yang terlalu dingin melainkan karena aku sedang demam.

"Obatnya di bawa gak?" Mas prams yang memang sudah tau kalau aku sedang demam mengingatkanku untuk membawa obat.

"Iya" Balasku singkat kemudian menyimpan kembali ponsel ke dalam tas.

"Rasanya aku ingin datang ke sana sekedar ingin memastikan bahwa kurcaciku ini baik-baik saja" Seperti biasa mas prams memanggilku dengan sebutan kurcaci karena postur tubuhku yang memang terbilang cukup mungil tinggiku hanya mencapai 150 cm.

"Kamu baik-baik saja kan?" Karena aku tidak membalas pesannya mas prams kembali mengirim pesan. Aku bisa merasakan kekhawatirannya melalui pesan-pesan yang ia kirim hari ini.

"Iya aku baik-baik saja" Aku membalas seadanya.

Setelah itu tidak ada lagi pesan dari mas prams sepertinya ia kembali sibuk dengan pekerjaannya. Tetapi, ternyata tidak. Selang beberapa menit aku mendapat pesan dari ega.

"Eh keparat.. Prams pingsan" Bunyi pesannya.

"Hah?? Pingsan?" Aku tidak begitu yakin dengan apa yang di katakan ega karena baru beberapa menit yang lalu aku dan mas prams saling berbalas pesan. Lagi pula bagaimana bisa ega tau? Sementara ega sendiri tidak sedang bersama mas prams.

Ega yang memang bermulut ember langsung memberitahu sebenarnya mas prams masuk rumah sakit sejak tiga hari yang lalu. Dan ega baru saja tiba di kota ku tadi malam.

"Kenapa baru memberitahuku?" Protesku pada ega.

"Prams melarangku"

Lihat selengkapnya