Ting.. Ting.. Ting..
Suara notifikasi pesan terdengar masuk secara bersamaan, rasa penasaran yang sekilas lewat di antara lelapku seakan memaksaku untuk segera membuka mata. Iya meski mata ini masih terasa berat tetap saja aku paksakan untuk melototi layar ponselku yang memantulkan cahaya terang karena kebetulan lampu kamar masih belum aku nyalakan.
Aku membaca beberapa notifikasi yang berasal dari akun instagramku, beberapa pertanyaan telah bertengger di ruang komentar.
Siapa kamu dalam tulisan ini?
Iya komentar para pembaca seakan menyudut pada pertanyaan yang sama. Mereka seakan penasaran tokoh kamu yang masuk ke dalam tulisanku.
"Akhirnya aku di akui melalui tulisan ini. Terimakasih sayang"
Aku membaca salah satu komentar yang mungkin terbaca dengan serius karena dalam komentar tersebut tidak di sertakan simbol yang mengarah pada kata bercanda.
Aku nyengir merasa di goda oleh komentar tak tau malu itu. Komentar siapa lagi jika bukan komentar yang berasal dari akun mas prams. Iya mas prams memang selalu melakukan itu, seperti sengaja ingin menggiring opini pembaca tentang hubungan kami. Ia seakan ingin membuat pembaca berasumsi bahwa kami adalah sepasang kekasih yang sedang berusaha menutupi hubungan kami di hadapan khalayak ramai. Beberapa orang mungkin berpikir mas prams hanya sebatas penggemar beratku karena nyatanya aku selalu mengabaikan komentarnya, beberapa orang lainnya mungkin berpikir bahwa aku hanya pura-pura acuh di hadapan banyak orang karena nyatanya meski aku kerap mengabaikan dan membalas komentar mas prams dengan kalimat-kalimat yang menjatuhkan kepercayaan dirinya, mas prams tetap tak bergeming dari langkahnya. Ia masih bergerak menujuku seakan tak peduli dengan suara-suara sumbang yang sedang bersorak mengoloknya.
Apakah sebenarnya ini bagian dari taktik mas prams?
Aku melihat bagaimana rayuan-rayuan gombal yang biasa bertengger di akun instagramku mulai berkurang. Entah mereka yang merasa kalah saing atau memang rasa yang mereka bawa tidaklah sekuat rasa yang di bawa oleh mas prams.
"Selamat pagi sayangku" Mas prams mengirim pesan melalui direct message instagramku.
Sepertinya si bodoh ini kerasukan jin dari singapore kenapa dengan begitu lancangnya memanggilku dengan sebutan sayang.