Entah sudah berapa purnama berlalu..
Selama itu pula kematian laksana bayangan yang mengikuti ke mana kaki ini melangkah. Rasanya puluhan purnama telah terlewatkan dengan begitu menegangkan.
Sudah tak terhitung jari berapa kali mata mas prams terpejam begitu pulas namun bukan terlelap dalam tidur. Ia terlelap bak di ninabobokan kesakitan. Mungkin mas prams telah berjuang keras agar matanya tidak terpejam.
Namun lagi-lagi ia kalah.
Berulang-ulang matanya terpejam lemah tak sadarkan diri.
Payah!
Mas prams tak ubah si lemah yang berlagak kuat.
Aku lelah..
Sebuah keluhan yang terkadang keluar dari mulutnya. Jujur saja keluhan itu terdengar menakutkan di telingaku. Seperti mas prams benar-benar ingin menyerah, meski aku yakin betul rasa yang ia miliki tidak akan pernah membiarkan raganya pasrah begitu saja.
Lihat bagaimana mas prams berkali-kali bisa keluar dari lingkar kematian hanya karena seorang aku.
"Jangan tinggalkan aku, aku mohon bangun"
Salah satu kalimat rayuan yang kerap aku kirim ke bbm mas prams, ketika raganya berada di ambang kematian. Mas prams seperti membawa bayangku ke mana pun pikirannya melintas. Bahkan dalam keadaan terlelap sekali pun, aroma pesanku seakan tercium pekat olehnya. Ketika itu pula perlahan mas prams berhasil bangun. Dan itu sudah terjadi berkali-kali.