Curang!!
Seperti itu teriakan-teriakan kecilku memprotes kemenangan mas prams. Suasana yang seharusnya di nikmati secara romantis itu malah terlihat ricuh oleh perdebatan-perdebatan tidak penting. Aku terus memaksa mas prams agar mengulang permainan.
"Apa taruhannya?" Mas prams menantangku untuk bertaruh.
"Apa ya" Aku mulai berpikir.
"Bagaimana jika kamu kalah, aku bebas meminta apapun darimu. Dan jika aku kalah, kamu bebas meminta apapun dariku. Dan kita tidak boleh menolaknya" Lanjutku setelah beberapa menit memutar otakku.
"Apapun?" Mas prams setengah berpikir.
"Iya apapun. Tapi, kamu tidak boleh meminta sesuatu yang aneh. Apalagi meminta hal-hal yang berbau mesum" Ucapku seakan memberi peringatan.
"Hahaha.. Apa aku terlihat seperti penjahat kelamin?" Mas prams tertawa mendengar peringatan yang terkesan blak-blakkan itu.
"Lantas, apa yang akan kamu minta?" Tanyaku lagi ingin memastikan.
"Aku hanya ingin meminta jawaban serius darimu. Iya atau Tidak"
Aku nyengir ternyata mas prams tidak lupa dengan ungkapan cintanya yang masih belum mendapatkan jawaban serius dariku.
"Hanya itu?" Tanyaku seolah mengecilkan permintaan mas prams. Padahal sejak dulu aku tidak pernah siap dengan pertanyaan itu.
"Hmmm.. Bagaimana? Deal?" Mas prams mengulurkan tangannya.