Aku, Kamu dan Jarak

Ralea
Chapter #1

Terciptanya Sekat #1

  Mentari mulai menunjukkan eksistensinya, sementara jalanan mulai padat orang-orang. Mereka saling sibuk oleh dengan urusan masing-masing, ada beberapa dari mereka yang terlihat gugup.

Seperti halnya Leta, gadis berseragam putih abu-abu itu segera memasuki sebuah bus setelah lima menit menunggu di halte.

Sampai di dalam dia segera mencari tempat duduk di dekat jendela.

“Semoga belum masuk,” gumamnya lirih dengan harap dalam hati.

Bus terus berjalan membelah padatnya jalanan, hingga akhirnya Leta tersadar ada seseorang yang kini berdiri di sampingnya.

Merasa penasaran, Leta pun melihat ke samping.

“A-Alby?” Spontan mulutnya berucap meski dengan suara lirih.

Dia cukup terkejut karena keberadaan pemuda itu di bus yang biasa dia naiki. Padahal, setahu Leta pemuda itu tidak pernah berangkat ke sekolah selain dengan motor maticnya.

Pemuda bernama Alby itu hanya abai kepada gadis yang kini masih menatapnya dari tempatnya duduk.

“Kenapa dia nggak duduk ya? Masih menjaga jarak?” bisik hati Leta dengan mengginggit bibir bawahnya sendiri.

Pasalnya tempat di samping Leta duduk kosong, tapi entah mengapa Alby enggan duduk.

Leta hanya menghela napas atas abainya Alby terhadap dirinya. Entah apa penyebabnya, tapi teman masa kecilnya itu tiba-tiba menjauh. Seperti menciptakan sebuah jarak di antara mereka.

Bus terus berjalan, tak ada kata terucap dari dua siswa yang beralmameter sama itu.

Seakan tidak pernah saling mengenal, kedua mulut itu bungkam. Yang satu menatap ke jendela, sedangkan yang satunya lagi menatap lurus ke depan.

***

“Leta, mau ke kantin?” tanya seorang gadis berambut sebahu itu kepada Leta yang tengah sibuk mengumpulkan buku paket dari setiap meja siswa.

“Iya, tapi mau balikin buku paket dulu ke perpustakaan.”

“Oke deh, aku bantu ya, Let.”

“Terima kasih, Kai,” ucap Leta sambil menampilkan senyum berlesung pipitnya.

Kaila hanya mengacungkan ibu jari sambil membalas senyuman Leta.

Keduanya mulai sibuk mengumpulkan buku lalu bergegas menuju perpustakaan.

Tepat saat hendak melewati kelas 12-MIPA 2 Leta melihat Alby bersama kedua teman laki-lakinya tengah duduk dan bercanda. Ada sebuah pop ice rasa bubblegum di genggaman Alby.

“Leta, kok berhenti?” tanya Kaila saat melihat temannya berhenti melangkah, sementara netranya menatap lurus ke arah anak-anak cowok yang tengah asik dengan dunianya sendiri.

“Let!”

Leta seketika tersadar saat merasakan senggolan di bahunya.

Lihat selengkapnya