Aku mengetikkan kata demi kata, kalimat demi kalimat pada papan ketik yang begitu terdengar nyaring. Ini bukan kali pertama bagiku untuk menuliskan tulisan panjang yang bahkan hanya aku yang mengetahuinya.
Ini bukan tentang diriku saja, tetapi tentang semua hal yang berada di sekitarku; aku, kakakku, orangtuaku, keluargaku, dan semuanya. Bagaimana aku bertahan hidup, bagaimana aku meraih mimpi, bagaimana aku jatuh, bagaimana aku bangun kembali, lalu jatuh lagi. Tulisan ini bukan berarti kini aku sudah bahagia. Belum, sebab ada banyak hal lain lagi yang belum kuselesaikan. Bahkan saat ini, aku masih harus bertahan hidup di tengah permasalahan hidup yang jauh lebih rumit.
Kini usiaku hampir 25 tahun beberapa bulan lagi, tapi masih banyak hal yang kurang dariku. Tapi ini bukan hanya soal bagaimana aku mencari cinta sejati, bukan! Ini soal bagaimana aku tetap harus bertahan hidup dan terus maju.
Aku melirik tumpukan buku di atas meja. Tumpukannya cukup banyak, sebab aku menulisnya sejak dulu, dulu sekali seolah menjadi catatan harian sejak aku masih kecil. Dan catatan itu terus berlanjut sampai saat ini.
Kumatikan laptop di hadapanku, lalu aku berangsur duduk ke samping. Tumpukan buku itu tampak berdebu, tapi sepertinya semuanya masih lengkap. Hanya mungkin saja, aku harus mengurutkannya satu per satu. Bahkan Mama Tri bilang, tumpukan buku itu masih ada di gudang belakang. Namun, mataku terpaku pada sebuah buku yang sangat berdebu, di ujung bukunya tertulis “2005”.
Hai namaku Prasmitha, mama bilang namaku sangat cantik. Aku sudah masuk SD loh di usia 6 tahun. Kata mama, aku tidak bisa lanjut TK karena uangnya tidak ada. Makanya, setahun berikutnya, aku langsung masuk SD.
Guru SDku bilang kalo aku anak yang pintar, karena bisa baca, bahkan berhitung walau masih 6 tahun. Ini semua karena mama yang mengajariku, soalnya mama kan sangat pintar. Aku sudah bisa menyebut angka dari 1 sampai 50. Pintar kan aku?
Tapi aku sering salah, antara huruf c dan j. Kadang aku tulis jabai padahal kan harusnya cabai kan? Iya kan. Oh ya, aku punya cita-cita ingin jadi dokter. Pokoknya mau jadi dokter aja, biar keren.
Aku membuka halaman berikutnya. Disana hanya berisi coretan yang sangat penuh, tetapi ada namaku disana. Mungkin dulu aku banyak belajar menulis dengan cepat. Tapi ternyata tulisannya sama sekali tak terbaca.
Lalu, aku melanjutkan ke halaman berikutnya. Kali ini ada tulisannya lagi.
Aku punya kakak perempuan, namanya Prasmia. Sekarang kak Prasmia kelas 5 dan aku kelas 1 SD dong. Kita satu sekolah. Setiap hari mama akan mengantar aku sekolah dan menungguku sampai pulang.
Hey, aku dibilang pintar loh sama bu guru. Aku sudah bisa membaca dan berhitung juga. Waktu kenaikan kelas, aku dapat juara 1 loh. Tapi nilai olahragaku kecil, aku sedih. Karena juara 1 aku ikut lomba calistung loh! Membaca, menulis, dan menghitung! Keren kan aku?