Aku, Kamu, Kita Semua Harus Kuat!

C R KHAN
Chapter #3

#3 Black Magic : Prasmia

Kupikir sekali mengalaminya membuat kita terjebak lagi, tetapi lagi dan lagi kasus itu terulang lagi seolah memang itu lah jalannya. Walaupun kasus ilmu hitam yang dialami mama sudah tutup buka, bukan berarti kami tidak bisa mengalaminya.

Prasmia, kakak perempuanku yang berusia empat tahun lebih tua dariku. Prasmia dikenal dengan sifat glamour nya dan selektif dalam memilih laki-laki. Bukan hanya soal paras saja yang akan dilihatnya, tetapi juga seberapa besar pendapatannya dan usahanya.

Setahuku, kak Prasmia ini cukup sulit menerima cinta dari laki-laki. Namun, entah memang kriteria pasangannya yang berubah atau ada sesuatu yang janggal. Intinya, setelah berulang kali diantar pulang oleh teman kerjanya itu, Kak Prasmia memberi tahu kalau lelaki itu kini menjadi pacarnya.

Hal yang membuatku semakin bingung adalah selama ini Kak Prasmia sulit membicarakan soal pernikahan. Tapi entah bagaimana ceritanya, kak Prasmia mengatakan pada kami kalau keluarga lelaki itu akan datang untuk melamar. Aku yang sangat mengenal sifat kakakku, tentu saja terkejut.

Semenjak Prasmia berpacaran dengan lelaki bernama Tahil itu sikapnya jadi berubah. Aku sering mengatakan pada mama dan papa untuk menasihati Prasmia supaya menjaga batas, sebab aku merasa ada yang aneh. Namun seperti angin lalu, mama dan papa hanya diam saja dan tampak santai melihat perubahan sikap Prasmia.

Kalau biasanya Prasmia pulang kerja shift pagi dia sampai rumah jam tiga, tetapi semenjak berpacaran dengan Tahil, mereka selalu pulang sampai malam. Aku sama sekali tidak marah sebenarnya, buatku ya namanya juga pacaran tentunya pulang jalan dulu kemana. Tapi kalau berulang kali melakukan itu rasanya aneh juga. Sebab Prasmia sebelumnya tidak pernah bersikap seperti itu.

Masih teringat jelas di dalam ingatanku. Saat itu, aku bekerja dan Prasmia juga ikut bekerja. Jadi, bisa dibilang ekonomi kami sedang meningkat. Kami menyewa rumah berukuran lumayan besar, tentunya biaya sewanya juga besar. Apapun yang ingin kami inginkan, hampir semuanya bisa dibeli. Mau makanan yang mahal, pakaian yang harganya lumayan, bahkan kami berbelanja setiap tiga hari sekali.

Saat itu kami sangat merasa bahagia sekali. Karena kamu hidup berkecukupan. Tetangga bahkan sampai bertanya-tanya sebenarnya apa pekerjaan kami sampai bisa membeli apapun yang kami inginkan. Tidak ada yang kurang satu pun dari keluarga kami, kami bisa bertahan walau mama dan papa tidak berpenghasilan. Mama dan papa hanya menjaga warung di rumah yang keuntungannya pun tidak begitu kelihatan.

Namun, ketika aku dan Prasmia merasa bangga sebab memiliki segalanya, keluarga Tahil membawa bencana. Bukan tanpa sebab, mereka datang untuk melakukan pertunangan dengan membawa gelang. Keluarga kami menyambut penuh dengan suka cinta tentu saja.

Pertunangan tersebur awalnya direncanakan hari rabu. Tetapi Tahil mengatakan kalau hari rabu tidak baik untuk acara mereka menurut tetua. Akhirnya kami menyarankan hari-hari yang memang tepat untuk melangsungkan pertunangan, sampai akhirnya jatuhlah pada hari jumat.

Lihat selengkapnya