Aku Memilih Hijrah

Ellesss
Chapter #2

Chapter 2

Akhirnya Aira menemukan jati dirinya. Ia semakin religius, berusaha untuk tetap berpegang teguh pada keyakinannya untuk menjauhi apa yang di tidak diperbolehkan dalam agamanya. Salah satu alasan yang membuat Aira ingin cepat menikah adalah, ia ingin menyempurnakan separuh agamanya. Ia ingin menikah karena Allah, karena agamanya bukan nafsu semata. 

Wanita perparas cantik itu, kini tengah asik membaca buku novel kesukaannya. Banyak pesan yang bisa ia ambil dari buku itu mengenai pernikahan. Bahwa pernikahan harus siap lahir dan batin. Lalu, bagaimana dengan Aira? Apakah ia siap menikah? Apakah ia siap lahir dan batin? 

Memang benar, Aira berkeinginan untuk menikah muda. Ia terus berdoa pada Sang Pemilik Semesta, tolong dekatkan jodohnya. Tapi doanya sampai hari ini, belum terjawab. Tapi Aira tetap terus berdoa agar Semesta mengabulkan doanya. 

Aira yakin, Allah tak tidur, Allah mendengar doa Aira. Hanya saja, mungkin belum saatnya Aira bertemu dengan jodohnya. Aira hanya bisa berdoa dan yakin kepada Allah, bahwa rencana-Nya pasti akan lebih indah dan Aira hanya bisa menunggu sampai hari itu tiba.

Aira menutup buku novel bacaannya.

Sambil bersholawat dengan bantuan tasbih digital di tangannya.

Matanya tertuju pada langit cerah yang jaraknya sangat jauh dari keberadaannya. Ia sadar, bahwa ia tak sebanding dengan luasnya jagat raya dan semesta ciptaan Allah SWT. Ia hanya manusia biasa yang sangat kecil di bandingkan besarnya benda-benda langit yang ada di luar angkasa. Ia tahu, semua manusia di dunia ini sama di hadapan Allah SWT, lalu untuk apa harus menyombongkan diri? Seketika air mata Aira mulai menetes. 

Aira mengingat bahwa selama ini, ia menyia-nyiakan hidupnya dengan melakukan hal-hal yang tidak baik. Terkadang ia sombong dengan kelebihan yang ia miliki, seharusnya ia harus bersyukur dan tetap rendah hati, bukan? Kini yang bisa ia lakukan adalah berusaha menjadi manusia yang lebih baik, lebih mensyukuri hidup.

Setelah lulus Sekolah Dasar, Aira dengan mantap menggunakan kerudung tapi masih dengan pakaian kurang longgar. Mungkin saat itu ia belum mengerti apa sebenarnya arti berhijab yang sesungguhnya. Sampai usianya beranjak dewasa, waktu terus berjalan sampai akhirnya Aira menempuh pendidikan Sekolah Menengah Atas, tapi masih dengan cara berkerudung dan berpakaian yang sama. Sampai akhirnya, usianya menginjak 17 Tahun. 

Saat itu ia masih menjalani hubungan yang di larang dalam agamanya, yaitu pacaran. Bersentuhan dengan yang bukan mahramnya, perpegangan tangan, Aira tahu itu salah tapi ia bersikap acuh.

Lelaki bernama Bagas, lelaki yang pernah menjalin hubungan dengan Aira ketika dibangku Sekolah Menengah Atas. Awalnya hubungan mereka berjalan baik untuk beberapa bulan, sampai akhirnya ada satu keraguan dalam diri Aira pada kekasihnya saat itu. Tak hanya merasakan kejanggalan, tapi Bagas juga beberapa kali menyakiti hati Aira dan Aira masih berusaha mempertahankan hubungannya.

Aira merasa bahwa Bagas memiliki kekasih lain. Ada bukti yang memperkuat kejanggalan itu, Bagas berusaha untuk mengelak. Tapi saat itu, ego Aira begitu mendominasi sampai akhirnya membuat sikap Aira perlahan menjadi cuek. 

Lihat selengkapnya