Aku Mencintaimu, Tapi (tak) Bisa

Rara
Chapter #4

Perisakan

***

"Pagi," sapa Randi duduk bersebelahan dengan Laras di bangku taman.

Laras hanya melirik, sekejap lalu kembali membaca buku. "Lo gak ada kerjaan lain?" ketusnya.

"Ngusir gue?" Randi tanya berbalik, menundukkan kepala.

Laras tertawa kecil. "Gak usah dibawa serius kali," jawabnya dengan nada bercanda. Ia mulai mengistirahatkan mata dari ukiran-ukiran tinta hitam dalam lembaran buku. Ia pun mendongakkan kepala, menyaksikan langit yang cukup suram dan mengembuskan nafas lelah.

"Eh?" Laras terdiam saat sorot matanya menemukan sosok pemuda yang berdiri di atas jembatan sembari melihat ke bawah. Ya, tempatnya. Ia merasa tak asing. Ingat, laki-laki yang sempat jahil kepada dirinya. Setelah menyadari, laki-laki itu justru hilang dari pandangan.

"Kenapa?" tanya Randi ikut melihat ke atas.

"Bukan." Laras menggeleng dan tersenyum, satu sekon.

Randi ber-oh ria. Entah mengapa momen ini, ia merasakan hal yang berbeda. Padahal sebelumnya, ia tak memiliki keberanian untuk menghadapi Laras. Tapi sekarang malah ...

***

"Rafa," lirih seorang gadis, memperhatikan Rafa yang bermain basket seorang diri di lapangan outdoor. Ia berdiri tak jauh dari garis tepi. Dengan antusias, ia menyaksikan gerak demi gerak dari permainan bola Rafa. Bahkan wajah berkeringat Rafa, tidak ia lewatkan. Ia merapatkan bibir, terpukau.

Dug!

"Ah, sial," umpat Kiyo saat setelah bal basket mengenai durjanya. Ia masih terpejam dan merasakan sakit yang merembet di sekujur muka.

"Lo gak pa-pa?"

Lihat selengkapnya