Aku Mencintaimu, Tapi (tak) Bisa

Rara
Chapter #8

Reputasi

"Marwan?" Laras membaca, lagi.

"Marwan mah lagi ijin. Palingan, lusa udah masuk." Ivan telah kembali ke sikap semula dan menganggap penolakan yang ia dapat sebelumnya tak pernah terjadi.

"Oh." Laras manggut-manggut. "Kalo Gen?" Ia menatap ke arah laki-laki berbadan gempal sedang asyik dengan ponsel.

Pletak! Ivan menjitak kepala Gen.

"Aw!" Gen mengusap-usap kepala yang terasa sedikit panas. Akibatnya, ia kalah pada permainan digital yang sedari tadi dimainkan. "Woi!" Tak terima, ia berteriak saat Ivan merebut ponselnya. Naik darah.

Tak berlangsung lama, Gen merasa ada orang lain yang sedang memperhatikan dirinya. Ia pun menoleh dan mendapati seorang gadis yang sedang duduk di atas ranjang UKS. Tidak. Tensi darahnya langsung turun, malu dengan apa yang baru saja ia lakukan. Ia pun melebarkan senyuman. Jadi, kikuk.

"Ya?" Laras melempar tanda tanya.

"Ah, iya." Gen mulai mengerti. "Gen. Nama lengkap gue Gendut. Panggil aja Gen." Ia memperkenalkan diri, apa adanya. Terlalu polos.

Spontan saja Laras tertawa setelah mendengar Gen memberitahukan nama. "Serius?" Masih terkekeh, tak percaya.

"Duarius malahan." Gen mengangkat dua jari, melambangkan peace.

Laras tertawa kecil, lagi, hanya sebentar. "Salam kenal," ujarnya tersenyum tipis.

***

"Makasih, udah dianterin sampai rumah," ucap Laras pada laki-laki berwajah beku di depannya. Ia tahu, ia takkan mendapat sahutan. "Oh, ya!" Teringat. "Secepatnya bakal gue balikin." Ia menunjuk pakaian yang menempel di tubuhnya, baju olahraga.

Puk-puk! Andra menepuk-nepuk pelan kepala Laras. Ia memang jarang sekali berbicara. Tak bertahan lama, ia memalingkan wajah ke sisi kiri saat mendengar suara mobil yang berhenti. Taksi, rupanya.

"Fania," panggil Laras ketika melihat seorang gadis berambut lurus dan berbandana hitam tanpa menyisakan rambut di kening, keluar dari taksi. Ia mendapat pengalihan pandangan dari gadis itu, hanya sekejap. Rasanya, ada yang aneh. Ya, itu karena Fania tak mengucapkan apa-apa dan langsung masuk ke dalam rumah.

"Eh, ada tamu." Seorang wanita paruh baya berjalan keluar dari rumah yang berada di belakang Laras.

"Mama," sebut Laras saat ia melihat ibunya, Mama Vina menghampiri dirinya dan juga Andra.

"Tante," sapa Andra tersenyum tipis, dua detik. Ia juga sedikit menundukkan kepala.

Lihat selengkapnya