Sudah seminggu peristiwa kelam itu terjadi. Dan Rani masih enggan untuk menampakkan diri. Ia merasa malu pada dirinya sendiri, bagaimana bisa ia menunjukkan dirinya? Itu yang ada pada pikirannya.
Rasa sedih masih beegelayut di hati Rani. Ibu dan bapak Rani pun turut bersedih, melihat putrinya yang hanya menghabiskan hari dengan tatapan kosongnya pada jam di dinding.
Pagi ini, semua tampak normal seperti biasa. Dan seperti biasa, Rani hanya menghabiskan sedikit makanan. Bahkan ibunya sudah melakukan berbagai cara untuk membujuk putrinya agar mau makan.
Namun, tiba - tiba saja. Rani merasa perutnya seperti dililit dan akhirnya ia mengeluarkan kembali apa - apa yang sudah ia makan. Ia berlari ke kamar mandi dan mengeluarkan semua di sana sampai isi yang terkahir keluar.