Aku Menyukai Senja di Matamu

Naila Etrafa
Chapter #1

Aku dan Adikku

"Dek, Ini beneran jalannya naik turun kayak gini?" Dengan susah payah aku menjaga keseimbangan melewati jalan yang ternyata di luar prediksi. 

"Sesuai map nya sih emang lewat sini, Mbak." Adikku Rania juga tak kalah terlihat cemas. 

Niat hati mau cari jalan pintas, eh ternyata jalan licin yang didapat. Susah payah tangan dan kakiku memegang kendali. Kalau begini, dihitung-hitung sama saja lama. 

Aku diminta ibu mengantarkan adikku Rania ke BLK (Balai Latihan Kerja), sejenis pelatihan kerja gratis untuk orang-orang yang masih usia produktif. Aku juga ingin sekali ikut, berkali-kali minta izin ibu supaya diperbolehkan, tapi hasilnya nihil. Ibu mau ada yang membantunya membuat ikan asin yang saban hari dijual ke pasar, yasudah aku nurut. 

Dan Hari ini adalah hari masuk pertama BLK. Tadi pagi dia bangun kesiangan. Ibu sudah ngomel-ngomel supaya segera diantar. Ya, ngomelnya bukan ke Rania yang bangunnya kesiangan, tapi ke aku yang tidak cepat-cepat mengantarkannya. 

Kata Ibu untuk urusan naik motor aku lebih fokus. Kalau Rania matanya suka meloncat kemana-mana. 

"Mbak, ini gimana? sama aja lama," Rania protes. 

"Loh, yang usul pakai jalan pintas kan kamu," aku bersungut-sungut.

"Mbak, sih, milihnya jalan ini," dia tidak mau disalahkan. 

"Yang pegang map kan kamu," aku tidak terima.

"Tapi yang masih kekeuh ngelanjutin perjalanan kan kamu, Mbak," tangkis Rania. 

Kepalaku berdenyut. Lebih baik berdebat dengan jalanan berlumpur dibanding berdebat dengannya. 

Lihat selengkapnya