Hasil Scan keluar. Alhamdulillah aku dan Rania tak mengalami luka serius bagian dalam. Rania hanya perlu membersihkan dan mengobati lukanya terutama di separoh wajahnya hingga kering dan sembuh. Sedangkan aku perlu dipijat dulu bagian lengan atas, lutut hingga ujung kaki karena memar dan terkilir. Semua itu bisa dilakukan di rumah, untuk itu sore harinya Dokter memperbolehkan kami pulang dan kontrol 3 hari ke depan.
Kami naik taksi diiringi wajah cemberut ibu dan Rania yang bergumam tak jelas. Bapak dengan sabar memapahku dengan satu tangan normalnya dan membantu aku naik taksi dengan hati-hati. Bapak duduk di samping supit taksi. Aku duduk di kursi tepat belakang supir. Dua tempat duduk aku tempati sendiri karena satu tempat duduknya untuk menyandarkan kakiku yang rasanya semakin sakit saja. Ibu dan Rania berada paling belakang. Agak sempit sehingga aku mendengar Rania ngedumel karena gerah dan tak bisa leluasa gerak.
Kini mobil melaju sedang dan menuju ke arah tujuan sesuai arahan dari Bapak.
"Rania gak mungkin pergi belajar dengan wajah seperti ini, Bu. Rania juga harus nunda ngonten di Tok Tok sampai wajah Rania sembuh. Semua gara-gara Mbak Laila," ucapnya mendesis, aku bisa melihat matanya yang nyalang dan seolah menaruh dendam.
"Kita bahas ini di rumah ya, Sayang," komentar ibu lembut sembari mengusap bahu Rania yang kini berguncang. Kenapa aku iri dengan sikap lembut ibu pada Rania? aku juga ingin diusap halus seperti itu. Ah, bukankah hal seperti ini sudah berlangsung bertahun-tahun? Mestinya aku kuat, biasa saja melihat adegan itu.
Aku memutuskan melihat pemandangan dari jendela hingga melewati tepat dimana tempat kecelakaanku berlangsung.
"Pak, motornya bagaimana?" aku teringat sesuatu.
"Oh, sudah kami urus. Orang yang menolong kalian menitipkan pesan sama petugas Rumah Sakit informasi dimana motor kalian diamankan," jawab Bapak tenang dan berwibawa.
"Kondisinya bagaimana, Pak?" Dilanda rasa takut jika rusah parah, aku bertanya agak terbata-bata. Rania terlihat menunggu jawaban dari Bapak. Aku melirik wajah Ibu yang menyiratkan segalanya.