Aku Menyukai Senja di Matamu

Naila Etrafa
Chapter #7

Drama Aneh bin Ajaib

Pagi, aku terbangun dalam kondisi mata yang masih sembab. Aku tidur di kamar yang seharusnya dipakai Bapak dan Ibu. Ibu tidur dengan Rania. Dan Bapak tidur di ruang tamu. Kaki dan lenganku sudah tidak sebengkak tadi malam dan nyerinya berkurang. Aku bersandar menggengam kuat ujung dipan sebagai penyangga agar bisa berdiri.

Baru sedetik aku berusaha mengangkat tubuhku, faktanya ambruk dan bunyi gedebuk yang cukup membuat bapak mengetuk pintu minta izin masuk jika aku perlu bantuan. Aku mengiyakan dan bapak mulai memapahku untuk wudhu. Aku melewati kamar yang Rania yang masih tertutup namun lampunya sudah menyala. Mungkin dia sudah bangun. 

Aku mendengar bunyi krasak krusuk dan bau amis yang artinya ibuku sudah mulai memproses ikan asin. 

"Ibu dapat ikan dari mana?" Rasa penasaranku menyeruak begitu saja.

"Ambil dari Munir. Agak mahal harganya. Kira-kira temanmu itu bisa nganter tidak ya ke rumah?" 

Jantungku mencelos. Karena faktanya aku tidak memiliki nomor Agam. Betapa bodohnya diri ini. 

"Kok diam saja tho Laila. Sudah-sudah kamu wudhu dulu sana."

Sembari dipapah menuju kamar mandi, aku berusaha mencari alasan yang tepat. Lupa minta nomornya. Apa itu bisa diterima? aku tidak bisa membayangkan betapa herannya ibu jika sampai aku tak kepikiran sampai punya nomornya Agam. 

Lihat selengkapnya