Semakin hari kesibukan Lia semakin menjadi-jadi. Semenjak ditinggal Pak Tommy, setiap hari jadwal Lia penuh dengan rapat, rapat, dan rapat. Sampai di rumah jam 9 malam itu sudah bagus, karena seringkali sampai rumah baru jam 12 malam. Sedihnya, Anya pun kini sudah tidak tidur sekasur dengan Lia. Karena neneknya yang tidak tega, Anya selalu diajak ke kamar atas untuk tidur bersama kakek-neneknya.
"Yang, kayanya aku enggak bisa ikut 'trial class' TK Bina Bangsa deh." celetuk Lia.
"Loh, kok gitu sih Yang? Ini urusan anak loh." jawab Harvi dengan nada bicara sedikit kesal.
"I know.. I know.. Tapi aku beneran ada 'meeting' sama kementerian, dampingin Bu Sandra. Kan Pak Tommy udah enggak ada."
"Tuh, kan. Kerjaan lagi, kerjaan lagi. Emang kantor kamu bakal bangkrut kalau kami cuti sehari ngurusin anak, Yang?"
"Ya bukan gitu juga sih, Yang. Tapi kan....."
"Udah ah. Aku mau berangkat kerja dulu."
Harvi pun buru-buru keluar kamar setelah mencium Anya dan Azka. Tak berapa lama Lia pun keluar kamar untuk siap-siap berangkat ke kantor.