Waktu menunjukkan pukul 17.30 WIB, dan Lia mulai membereskan meja kerjanya. Hari ini sejujurnya Lia masih terbayang-bayang apa yang dikatakan oleh Lea dan Lely, bahwa dia harus menceritakan perihal Devan kepada Harvi.
"Wuih, Bi Dirut. Tumben nih!" sindir Bagas.
"Iya Gas. Lagi suntuk nih. Pengen pulang tenggo."
"Yah, udah mau ampir jam 6 gini mah di mana tenggonya Li? Kebiasaan lembur sih lo."
"Hahaha... Sialan lo. Udah ah, gue cabut ya?"
"Oke..."
Baru juga akan melangkahkan kaki masuk ke dalam lift, tiba-tiba terdengar teriakkan Fifi.
"Mba Lia! Mba Lia!" teriak Fifi sambil mengejar Lia ke lobby lift.
Lia pun mengurungkan niatnya masuk ke dalam lift, dan menunggu Fifi yang sedang berlari ke arahnya. "Kenapa, Fi?"
"Hh.. Hh.. Hh.. Wait, Mba. Wait. Aku napas dulu." jawab Fifi sambil memegang pundak Lia untuk bersandar. "Hhh... Untung aja. Bu Sandra nunggu Mba Lia di ruangannya sekarang."
"What?! Serius?"
"Iya Mba. Katanya ada hal penting yang mau beliau sampaikan langsung ke Mba Lia."
"Yah... Enggak jadi lagi deh gue tenggo."
"Hehe. Sabar ya Mba... Sini barang bawaannya biar aku yang taroin dulu di mejaku."
"Oke. Makasih ya Fi."
Tokkk, tokkk, tokkk, Lia pun mengetuk pintu ruang kerja Bu Sandra yang sedang tertutup rapat.