"Loh, kok jadi gini?" celetuk Lia saat pertama kali menginjakkan kakinya di Tanah Suci.
Ini memang bukan kali pertama Lia Umroh. Kira-kira 20 tahun yang lalu, pada saat Lia masih duduk di bangku SMP (Sekolah Menengah Pertama), Lia juga sudah pernah Umroh bersama dengan ayah dan ibunya. Lia ingat betul memori itu, karena Lia Umroh bertepatan dengan bulan Ramadhan yang menuju ke Hari Raya Lebaran.
Kala itu di sekeliling Ka'bah belum berdiri pilar-pilar tinggi. Belum ada juga hotel-hotel megah yang dibangun berdekatan dengan area Ka'bah. Ka'bah dalam memori Lia kecil terlihat begitu megah. Setiap selesai solat Tarawih di Masjidil Haram, Lia selalu mampir ke toko kebab dan slushy langganannya, yang ada tepat di depan hotel tempatnya menginap. Sesekali berjalan ke toko-toko cinderamata, yang ternyata para penjualnya sangat fasih berbahasa Indonesia.
Kali ini semua nampak berbeda, tapi tetap nyaman. Meskipun banyak orang berdesakan, tapi entah kenapa hati terasa tenang.