"Eh, Lia." sapa Bu Sandra yang aku tahu dia sebenarnya pura-pura kaget.
"Eh, Ibu. Apa kabar, Bu?" jawabku sambil memasang senyuman karier yang paling manis.
"Thanks ya, Gi. Special request gue lo kabulin." sahut Bu Sandra yang menaik-turunkan alisnya.
"Apa sih yang enggak gue lakuin buat Bu Sandra yang cetar membahana se-ASBI raya." jawab Pak Ogi.
Jadi gini ceritanya. CBG lagi mau mengembangkan bisnis pembiayaan ke sektor kelapa sawit. Dan Bu Sandra secara khusus minta ke Pak Ogi untuk aku bisa jadi project leader-nya. Padahal seharusnya di SRG project leader itu dipegang oleh Tim Strategic. Tapi karena Bu Sandra beralasan dia sudah tau kualitas kerjaku dan merasa akan mudah berkomunikasi denganku, maka dia memintaku secara khusus untuk menjadi project leader-nya, padahal aku ada di Tim Internal Analyst.
"Eh, sepertinya saya kenal kamu." celetuk Pak Utomo padaku.
"Apa kabar, Pak? Saya Lia, yang dulu di CBG." sahutku sambil menyodorkan tangan untuk bersalaman dengan Pak Utomo.
"Ah, Bapak masa lupa. Lia kan andalan saya dulu di CBG. Cuma katanya dia bosen, makanya pindah ke timnya Pak Ogi." sindir Bu Sandra saambil melirik tajam ke arah Pak Ogi.
"Enak aja lo. Lo tuh yang ingkar janji sama Lia. Iya enggak, Li?" balas Pak Ogi.
Aku pun tak bisa menjawab, dan hanya membalas dengan senyuman.