Ternyata gue segemuk ini, Ya Tuhan. Kira-kira itulah kalimat pertama yang muncul, ketika aku tertegun di depan cermin yang ada di kamar. Rambut panjang yang dicepol berantakan pakai karet gelang, baju kaos lusuh kesayangan, celana pendek yang senada lusuhnya, atribut lap meja setengah basah yang menggantung di pundak sebelah kiri, ditambah tangan yang masih megang sapu. Gue dulu sesibuk apa sih sampai lupa merawat diri?, bisikku dalam hati.
Kadang suka iri sama emak-emak yang anaknya udah banyak, tapi badannya tetep langsing paripurna. Enggak seperti aku yang kayanya minum air putih aja berat badan bisa nambah satu kilogram. Hhh.. Mencoba lebih cepat menyelesaikan ritual beberes rumah, karena tiba-tiba semangat buat olahraga. Akhirnya tepat jam 9 pagi punya waktu untuk keluar rumah. Olahraga perdana, jalan kaki di sekitar komplek. Ditemani suara headset yang memainkan playlist Spotify, aku menikmati jalan pagi hari ini. Hari ketiga aku cuti.
Ternyata kalau pagi-pagi komplek ini begitu ramai. Lalu-lalang motor dan mobil keluar-masuk mengantarkan anak-anak sekolah dan ada juga yang pergi bekerja. Mbak-mbak yang berkerumun di tukang sayur keliling, sambil membicarakan para majikannya. Tukang kebun yang sedang menyiram tanaman. Atau para lansia yang sedang sama-sama menikmati matahari pagi sambil berjalan kaki. Hmm.. Enak ya kalau setiap hari bisa olahraga kaya gini, bisikku dalam hati.
"Eh, dari mana Li?" tanya mama yang sibuk menenteng barang belanjaannya, habis dari pasar.
"Jalan pagi, Ma." jawabku sambil mengelap keringat.
"Tumben?"
"Udah gendut, Ma. Harus olahraga."
"Oh... Bagus deh."
"Sini, Ma. Belanjaannya biar Lia yang bawa."
"Makasih ya. Taro di dapur. Kasih tau si mbak buat beresin ke kulkas."
"Oke, Ma."
Aku pun masuk terlebih dahulu ke dalam rumah.
"Hhh...", desah Mama yang langsung menyenderkan kepalanya ke sofa ruang tengah.
"Mau Lia ambilin minum, Ma?" tanyaku.
"Boleh. Yang dingin ya, Li."
"Oke."
(Glek, glek, glek.) "Alhamdulillah... Aus banget." sahut mama sambil menaruh gelas yang sudah kosong di meja, di depan sofa.
"Mama emang setiap hari ke pasar?"
"Enggak juga. Kalau pas bahan-bahan di kulkas lagi habis aja. Lumayan sekalian olahraga juga."
"Oh..."