Selama ini aku enggak sadar bahwa banyak hal yang berubah pada diriku. Mulai dari bentuk badanku yang tidak seperti biola Spanyol lagi. Lalu mood-ku yang naik-turunnya lebih ekstrem dari wahanan Histeria yang ada di Dufan (Dunia Fantasi). Perasaan kegagalan sebagai seorang isteri dan ibu, karena selama ini merasa lebih banyak menghabiskan waktu di kantor daripada di rumah. Ingin sekali mendapatkan pengakuan dari orang lain, bahwa aku ini sempurna, aku ini bisa melakukan hal apapun yang orang lain enggak mampu. Semua aku lakukan supaya semua orang hanya melihat aku di panggungku yang megah ini, dan semuanya suka aku, mengidolakan aku. Tapi ternyata semua itu salah. Selama ini aku fokus pada hal yang salah.
Kepindahanku ke SCG (Strategic Corporate Group) ternyata menjadi sebuah titik balik. Banyak hal terkait dengan peranku sebagai seorang ibu si tukang cari nafkah yang aku korbankan. Bukan lagi dicap sebagai best employee. Mau kerja sebagus apapun, tetap saja apresiasinya tidak akan sebesar waktu aku bekerja di CBG (Commercial Banking Group). Sebagai keturunan cacing kepanasan harus bersabar utak-atik data dan analisa berjam-jam di depan komputer. Tapi emang enggak ada hal yang sempurna kan? Semua hal pasti ada baik dan buruknya. Baiknya di SCG aku lebih sering pulang kerja tepat waktu. Di hari libur pun, atau bahkan pada saat sedang cuti, aku hampir tidak pernah diganggu dengan urusan pekerjaan.
Aku punya banyak waktu untuk mulai mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Karena aku baru sadar, bahwa kalau masih banyak ketakutan yang kita rasakan di dunia, berarti hubungan kita sama Tuhan ya baru sebatas gitu-gitu aja. Lewat tangan Tuhan, aku mendapatkan rasa tenang. Aku belajar untuk sabar dan ikhlas menerima segala perubahan yang terjadi dalam diriku. Ternyata fase menjadi dewasa itu tak berhenti pada saat kita berhasil melewati masa puber di jaman ABG (Anak Baru Gede), karena fase itu berulang pada saat peran kita berubah. Episode baru dalam kehidupanku dimulai kembali, dan aku beri judul "Perjalanan Mencari Makna Hidup".
"Mba, pesen satu Yakiniku Set trus sausnya pakai ya Gomatare ya. Oh iya, minumnya Mixed Green Juice." sahut Harvi pada pelayan Zenbu Senayan City. "Bener kan, Yang?" tanyanya padaku memastikan.
Aku pun hanya menggangguk sambil tersenyum. Ingat makanan kesukaan isteri itu menurutku romantis. Sederhana, tapi manis.
"Ada lagi, Pak?" tanya pelayan.
"Hmm, ada menu baru enggak?" tanya Harvi sambil membolak-balikkan buku menu.
"Mau coba Teppan Premium Steak dengan daging Wagyu, Pak? Sudah lengkap dengan nasi, Miso Soup, dan condiments lainnya." kata pelayan pada Harvi, sambil membantu mencarikan menu yang dimaksud di dalam buku.
"Menarik. Oke. Saya mau itu ya, Mba." jawab Harvi.
"Baik, Pak. Minumnya?" tanya pelayan lagi.
"Iced Ocha aja." jawab Harvi singkat.
"Baik. Izin saya ulang pesanannya ya, Pak. 1 Teppanyaki Set dengan Saus Gomatare. 1 Teppan Premium Set. Lalu minumnya, 1 Mixed Green Juice dam 1 Iced Ocha." sahut pelayan, mencoba memastikan pesanan kami.